Rabu, (07/11/2018) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali melahirkan inovasi baru. Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan di Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya untuk membantu realisasinya. Terlihat beberapa tamu penting menghadiri acara tersebut di antaranya terlihat Direktur Pembekalan dan Pemberangkatan BNP2TKI.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. menuturkan bahwa Unusa ingin menjawab tantangan dunia internasional. “Saya ingin Unusa menjadi pusat training center dan test center untuk calon perawat yang akan dikirim ke luar negeri,” paparnya. Bekerja di luar negri memang menjadi impian bagi beberapa anak muda di Indonesia.
Berbeda dengan penyalur tenaga kerja yang banyak beredar di Indonesia, Unusa ingin tenaga kerja yang disalurkan dari training center Unusa ini adalah tenaga professional. Program ini masih dikhususkan pada program studi keperawatan. Hal ini karena profesi perawat sangat banyak dibutuhkan di luar negeri.
Sudiharto perwakilan dari Pemetaan dan Harmonisasi Tenaga Kerja Luar Negeri II BNP2TKI berpendapat bahwa Unusa sudah memenuhi standarisasi training center. “Komsep Training Center di Unusa bagus, sesuai UU sisdiknas,” pujinya dalam FGD pagi itu. Karenanya ia berharap Training Center ini bisa membawa perubahan yang signifikan bagi sumber daya manusia di Indonesia.
Dalam kesempatan itu pembahasan tetang standarisasi ketenagakerjaan juga sempat menjadi concern partisipan diskusi. Penyaluran tenaga kerja harus benar-benar dipikirkan secara matang. Perbedaan budaya dan karakter bangsa juga turut diperhatikan. Banyak tenaga kerja yang tak lolos seleksi bukan karena ia tak kompeten dalam bidang profesinya, melainkan karea kebanyakan dari mereka gagal mempelajari budaya dan tak bisa beradaptasi dengan baik. Jika training center ini dapat terealisasi dengan segera, berkarir di kancah internasional akan mudah. (Rere/Humas UNUSA)