Berprestasi merupakan dambaan setiap mahasiswa. Selain meningkatkan citra lembaga pendidikan, memiliki prestasi juga membantu mahasiswa untuk menentukan langkah ke depan dengan mudah. Hal ini yang juga dirasakan oleh Uswatun Hasanah, mahasiswi semester akhir Prodi D4 Analisis Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Prestasi gemilangnya diraih bukan tanpa keringat dan perjuangan.
Lengkapnya fasilitas di kampus UNUSA, fleksibilitas para dosen untuk membimbing tiap mahasiswanya. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pencapaian prestasi tersebut. Ia berhasil menyabet juara 1 beasiswa nasional mahasiswa berprestasi IMATELKI (Ikatan Mahasiswa Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia). Keuletannya membuahkan hasil, dengan judul paper penelitian korelasi kadar triglierida serum terhadap nilai estimasi glomeruler-fitilation rate (e-GFR) ia berhasil merebut hati juri. Penelitian ini sendiri adalah tentang pengaruh kadar lemak atau lipid, dalam parameter penentuan stadium pada pasien penyakit jantung.
Acara yang dilaksanakan di tanggal 03-04 november 2018. IMATEKLI bekerjasama dengan RISTEKDIKTI, PATELKI, dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Laboratorium Medik Indonesia menyelenggarakan acara ini bertujuan untuk mencetak generasi-generasi muda yang cerdas, dan Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Guna Mewujudkan SDG’s 2030. Mulanya dalam proposal penelitian, Uswa begitu ia akrab dipanggil, ingin melakukan eksperimen langsung. Namun keterbatasan waktu pengumpulan proposal penelitian, membuat ia terpaksa untuk mengurungkan niatnya dan menggunakan data yang sudah ada pada Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
“Karena kemarin terhambat dengan waktu pengumpulan, jadi saya ingin melanjutkan eksperimen yang tertunda ini. Mungkin akan dilanjut ke skripsi, waktunya kan banyak untuk bereksperimen jadi semoga konsep ini lebih matang,” ucapnya.
Ditemui di ruangannya, Rabu (7/11), Andreas Putro Ragil Santoso, S.S.T., M.Si selaku kepala dibidang kemahasiswaan prodi D4 analisis kesehatan mengungkapkan, dirinya tak heran jika Uswatun Hasanah bisa memenangkan kategori beasiswa mawapres 2018.
“Uswatun hasanah memang mahasiswa yang cukup aktif mengikuti lomba, ini bukan kali pertamanya memenangkan ajang bergengsi. Bahan-bahan paper-nya hampir 100% Ia kelola secara independen, kami hanya mengarahkan,” jelasnya.
Harapan UNUSA, prestasi seperti ini tidak akan mandek pada uswatun saja, dorongan secara moral juga akan terus dilakukan, agar lahir Uswa-Uswa yang lain. Tak khayal jika figur mahasiswa berprestasi seperti ia kerap bermunculan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. (Rere/humas unusa)