Surabaya – Penyebaran virus corona yang terjadi di Surabaya yang mencapai 29 orang positif terkena Virus Corona. Melihat kondisi ini, Ketua Tim Satuan Tugas (Satgas) Siaga Covid-19, dr. M Fifin Kombih menilai masyarakat untuk lebih patuh dengan tidak keluar rumah jika tidak terlalu penting.
Hal ini dikarenakan sebagai bentuk pencegahan agar tidak terjadi penyebaran virus corona yang saat ini sudah menyebar di Surabaya.
“Setidaknya masyarakat lebih untuk menscreaning sendiri sesuai prosedur seperti menggunakan alat pelindung, hindari gerombolan serta menjaga jarak,” ucap dr Fifin, Senin (23/3).
Langkah ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan virus corona yang saat ini terus bertambah jumlah seseorang yang meninggal. Dengan menscreaning sendiri ini masyarakat dapat mencegah terjadinya penyebaran virus. “Terlebih lagi untuk sering cuci tangan yang benar dengan sabun atau hand sanitizer,” beber dr Fifin.
Pria berusia 35 tahun ini menilai jika untuk jumlah korban yang meninggal karena virus corona cukup banyak. Hal ini dikarenakan selain anti bodi atau sistem imunitas juga ada beberapa penyakit yang sudah diderita. “Kondisi ini yang menyebabkan susahnya penanganan medis karena bukan hanya virus corona itu sendiri tapi ada penyakit bawaan dari pasien tersebut,” beber Fifin.
Banyaknya masyarakat yang mengabaikan untuk menggunakan masker saat memeriksakan dirinya di pusat layanan kesehatan. Hal ini dapat mengakibatkan banyak pasien yang mudah tertular virus corona. “Ibaratnya jika dalam layanan kesehatan itu ada 100 orang dan satu yang ternyata positif virus corona secara tidak langsung 99 orang ini dengan mudah tertular virus corona,” beber Fifin.
Fifin menjelaskan jika virus corona ini tergolong salah satu virus yang baru. Sehingga masih belum diketahui sifat dari virus tersebut. “Dengan cara melockdownkan menjadi salah satu alternatif agar tidak meluas lagi orang yang tertular dengan virus tersebut,” bebernya.
Dengan cara lockdown ini, maka masyarakat untuk tetap mematuhi ketentuan dari pemerintah. Sehingga masyarakat tidak menganggap remeh cara lockdown tersebut dengan berani bergerombol atau tidak menggunakan alat pelindung kesehatan sendiri.
Fifin menjelaskan jika banyak masyarakat yang menganggap jika status lockdown ini digunakan khusus di wilayah DKI Jakarta yang korbannya cukup banyak. “Kondisi ini harus dipatuhi bersama untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ini,” beber ayah satu anak ini. (sar/rud humas)