Ingin Wujudkan Cita-Cita Orang Tua

Profil
Dra. Arofah M.M

Surabaya – Belum bisa mewujudkan cita-cita orang tua untuk menjadi tenaga kesehatan membuat Dra. Arofah, M.M tetap bangga dapat bekerja di sebuah lembaga pendidikan yang mencetak tenaga kesehatan seperti Unusa.

Arofah mengaku, kedua orang tuanya ingin agar dirinya bekerja menjadi tenaga kesehatan. Sejak lulus SMP, dirinya mencoba untuk mengikuti tes sekolah perawat, namun dirinya gagal. “Saat itu, orang tua langsung menyekolahkan saya di pondok pesantren, jadi selama menimba ilmu di pondok, saya masih ingin mewujudkan mimpi kedua orang tua,” ucapnya, Minggu (10/4).

Lulus dari pondok pesantren, dirinya kembali mencoba untuk masuk tes kedokteran di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Namun hasilnya gagal untuk mewujudkan mimpi tersebut. “Saya sempat kecewa saat gagal, tapi orang tua membesarkan hati saya untuk tetap melanjutkan kuliah,” ungkap Arofah.

Arofah mengaku, sewaktu sore dirinya selalu melihat perawat atau dokter di Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani Wonokromo Surabaya, hal ini mengingatkan kembali keinginan kedua orang tuanya. “Saya pernah bilang kepada diri sendiri, kapan ya, saya bisa bekerja di rumah sakit, sehingga bisa menyenangkan hati kedua orang tua,” jelasnya.

Tidak berselang lama, dirinya mendengar jika Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) saat itu membutuhkan tenaga admin. “Saya mencoba untuk melamar dan alhamdulillah, saya diterima di tempat pendidikan para tenaga kesehatan yang memang menjadi keinginan kedua orang tua,” ungkap wanita kelahiran Gresik, 4 September 1968.

Saat Arofah diterima sebagai admin SPK Yarsis sempat bercerita ke ibunya, jika dirinya sudah bekerja di dunia pendidikan tenaga kesehatan. “Saat itu, ibu bangga sekali hingga menangis. Namun kejadian tersebut membuat saya masih ingin mewujudkan impian kuliah di kedokteran,” terangnya.

Wanita berusia 52 tahun ini bercerita, ketika sudah memiliki anak, dirinya masih ingin mewujudkan mimpi tersebut. Dan akhirnya anak pertama masuk di kedokteran Unusa, sekaligus anak keduanya. “Saya tidak memaksa putra saya untuk menjadi dokter, jadi anak saya sendiri yang ingin menjadi dokter. Wujud mimpi yang kedua, putrinya juga kuliah di Prodi Kedokteran Unusa,” jelas Arofah.

Saat anaknya menjadi seorang dokter membuat Arofah bisa mewujudkan mimpi kedua orang tuanya. “Saya merasa lega saat putra saya bisa lulus sarjana kedokteran yang memang impian kedua orang tua agar anak atau cucunya bisa bekerja di dunia kesehatan,” ungkap wanita lulusan UIN Sunan Ampel. (sar humas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *