Surabaya – MTs Nahdlatut Thullab, Sampang melakukan studi banding ke Univesitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Studi banding tersebut untuk menjajaki kerja sama yang memungkinkan dilakukan antar kedua lembaga pendidikan tersebut.
Para pengurus MTs Nahdlatut Thullab diterima Warek III Unusa Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Kerja Sama Dr Ima Nadatien SKM MKes, didampingi Ketua Humas Marketing Mohammad Ghofirin MPd di ruang rapat FKes lantai 5 Tower Unusa Kampus B, Senin (15/4/2019).
Studi banding ini sekaligus sebagai kunjungan balasan dari tim marketing Unusa ke MTs Nahdlatut Thullab beberapa waktu sebelumnya.
Dr Ima Nadatien SKM MKes mengaku gembira dengan kedatangan pengurus MTs Nahdlatut Thullab. “Unusa sangat terbuka dengan lembaga lain yang ingin mengajak kerja sama, dengan tujuan yang sama yakni untuk kebaikan bagi anak didik,” katanya.
Tak lupa Dr Ima menyatakan rasa terima kasih kepada para pengurus yang mau berkunjung ke Unusa, sebagai upaya penjajakan kerja sama lebih lanjut.
“Kami berharap hasil kunjungan kami ini bisa mengerucut dalam sebuah kerja sama, misalnya kerja sama untuk perpustakaan digital, pemberian beasiswa ataupun kewirausahaan bagi siswa. Dengan begitu ketika Rektor Unusa berkunjung ke pondok kami, harapannya sudah ada realisasi kerja sama,” kata Syamsul perwakilan MTs Nahdlatut Thullab .
Mohammad Ghofirin menjelaskan Unusa merupakan kampus yang sangat konsisten terhadap mahasiswa yang sangat berprestasi. Meski berasal dari keluarga berekonomi kurang, asalkan mahasiswa berprestasi baik akademik maupun non akademik, bisa memberi nilai plus bagi Unusa.
“Wisudawan terbaik Unusa tahun lalu salah satunya dari FKes, yang merupakan mahasiswa asal Sampang. Virus kebaikan inilah yang bisa ditularkan kepada adik-adik kelasnya di Sampang,” kata Ghofirin.
Fasilitas kampus yang juga dinikmati mahasiswa Unusa adalah perpustakaan digital. Ini sebagai kebijakan kampus dalam memanfaatkan teknologi saat ini. Sehingga areal perpustakaan tidak lagi memerlukan ruang yang luas untuk jutaan judul buku , yang tentu saja menyedot biaya tinggi.
“Sistem e-book ini bisa diinstall, agar memudahkan mahasiswa mencari jutaan judul buku dalam satu perangkat sebuah gadget. Sudah banyak sekolah yang tertarik kerja sama penginstallan perpustakan digital ini,” kata Ghofirin.
Menurutnya, sekarang ini pesatnya teknologi digital beserta dampaknya sudah tidak bisa dihindari. Yang terpenting adalah penggunaan secara proporsional agar bermanfaat.
“Salah satu contoh pemanfaat teknologi dalam kewirausahaan. Anak muda sekarang lompatan kreativitasnya sudah sangat tinggi. Para dosen Unusa dituntut untuk membuka diri sebagai fasilitator agar mampu memberi pendidikan karakter bagi para mahasiswanya,” katanya. (hap/Humas Unusa).