Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berakreditasi A merupakan persembahan bagi para pendiri dan warga NU menjelang harlah ke-100 tahun. Sebuah pemberian yang khidmat dan berkelanjutan.
“Pemberian yang tak pernah berhenti adalah meng-create mesin-mesin baru yang bisa melanjutkan desain NU, tak hanya satu dua tahun saja namun 100 tahun ke depan. Sehingga, perlu pabrik pembuat mesin generasi baru NU. Dan ujung-ujungnya adalah dunia pendidikan,” kata Prof Mohammad Nuh, Ketua Yarsis Surabaya di hadapan hadirin peresmian auditorium Unusa di lantai 9 tower Kampus B Unusa, Sabtu (13/4/2019).
Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) mengatakan saat itu yang masih kosong adalah perguruan tinggi. Oleh karenanya pada 2011 dirintis pendirian perguruan tinggi-perguruan tinggi NU, termasuk gagasan mendirikan di Surabaya.
“Unusa ini dilahirkan dalam berkhidmat untuk menghormati para pendiri NU yang akan berusia 100 tahun pada 2026. Kalau bisa Unusa bisa berakreditasi A pada 2021. Sehingga pada 2026 nanti, tidak ada lagi prodi yang berakreditasi C dan B,” katanya.
Untuk itulah, lanjut Prof Nuh menyambut dies natalis tahun ini, universitas harus berlari karena bergerak saja tidak cukup. “Bahkan berlari saja tidak cukup tapi harus berlari dengan kencang,” katanya yang disambut tawa hadirin.
Prof Nuh mengimbau kelembagaan harus proud (bangga) tapi tidak boleh sombong. Ada yang bisa dibanggakan sebagai simbol harus terus naik. “Seperti auditorium ini yang didesain naik, kenapa, ya karena sebagai simbol agar Unusa terus naik,” imbuhnya.
Keberadaan auditorium sebagai salah satu upaya melengkapi fasilitas kampus dalam menyiapkan kader-kader mesin baru yang bisa meneruskan cita-cita para pendiri NU. Prof Nuh berpesan kepada para pimpinan untuk menyiapkan generasi baru yang lebih baik dari dirinya. Dan tak lupa mengucapkan selamat kepada seluruh civitas akademika Unusa atas pencapaian prestasinya saat ini. (hap/Humas Unusa)