Surabaya – Sistem pendidikan paling mutakhir bagi anak autis adalah inklusif, yaitu layanan pendidikan yang menyertakan semua anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus atau ABK, dalam proses pembelajaran yang sama. Sekolah Dasar (SD) Yamasto, yang merupakan sekolah islam swasta, adalah salah satu SD di Surabaya-Jawa Timur yang memiliki kelas inklusif dengan beberapa latar belakang anak berkebutuhan khusus.
Sekolah ini tidak hanya memiliki kelas regular, tetapi juga memiliki kelas inklusif. Di kelas inklusif SD Yamastho, terdapat 4 guru dan 1 koordinator. Mereka menangani 21 siswa dengan latar belakang kebutuhan khusus yang berbeda. Beberapa diantaranya adalah ADHD, autis, gangguan komunikasi, keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar, dan lambatnya belajar. Hal ini membuat Tiyas Saputri, S.S., M.Pd., dan Mujad Didien Afandi, S.S., M.Pd yang merupakan dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan 5 mahasiswanya tertarik untuk mengadakan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dengan mengajarkan Bahasa Inggris menggunakan media “Flanel Picture”.
5 Mahasiswa PBI tersebut antara lain Muhammad Ulin Nuha, Ubaidatur Rahma Khodijah, Warda Latifa, Nurul Latifatul Azizah dan Anharu Minasalim Mushaf.
Tiyas saputri, S.S., M.Pd., selaku ketua Koordinator Tim Pengabdian Masyarakat mengungkapkan bahwa selama ini beliau menilai untuk mengajarkan Bahasa Inggris pada anak berkebutuhan khusus merupakan tantangan tersendiri, dikarenakan sebagian besar anak di SD Yamasto ini memiliki tipe visual yang bagus, maka dirinya dan anggotalainnya menciptakan media untuk mempermudah proses pembelajaran. “Media tersebut adalah “Flannel Picture”. Keunikan dari media ini adalah selain memiliki bentuk yang menarik, lucu dan lembut, media ini juga memiliki warna yang mencolok yang mana sangat cocok dengan tipe visual yang mereka miliki,” ungkapnya, Sabtu (10/11).
Untuk mengenalkan materi Bahasa Inggris pada siswa berkebutuhan khusus ini merupakan suatu tantangan bagi kami dan para guru lainnya, sehingga kami memiliki ide untuk menciptakan media untuk mempermudah proses belajar mengajar Bahasa Inggris pada kelas inklusif terutama pada SD Yamasto ini dengan menggunakan “Flanel Picture”. Salah satu topik yang kami ajarkan adalah “Parts of Body”.
Hal unik lainnya dari pengmas ini adalah dengan beranggotakan salah satu mahasiswa PBI Unusa yang juga memiliki latar belakang berkebutuhan khusus. Aan sapaan akrab dari Anharu Minasalim Mushaf mahasiswa yang juga bertalenta ini mengajak seluruh siswa kelas inklusif SD Yamasto bernyanyi Bersama lagu “Head, Shoulder, Knees and Toes” dengan diiringi gitar yang ia mainkan dan dilanjutkan dengan mengajarkan kepada mereka kosa kata “Parts of Body”. Nantinya seluruh media tersebut akan dihibahkan ke SD Yamasto untuk dijadikan media pembelajaran. (Nrl/Humas)