Unusa Adakan Penyuluhan Diabetes dan Pemeriksaan Glukosa pada Darah dan Urine Darmokali Surabaya

Surabaya – Diabetes Mellitus adalah penyakit kencing manis yang disebabkan akibat kelainan metabolik oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtom berupa hiperglikemia kronis (WHO, 1999) dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya, defisiensi transporter glukosa atau keduanya.

Ketua Rukun Warga IV Darmokali, Surabaya, Imalik mengungkapkan, masih minimnya pengetahuan kesehatan yang diderita masyarakat, khususnya penyakit diabetes. “Masyarakat RW IV Darmokali Surabaya masih banyak yang belum tahu tentang kondisi kesehatan mereka, apakah mereka sudah terkena penyakit Diabetes atau belum, dikarenakan hanya sakit saja baru ke sarana Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) melalui jalur BPJS,” ungkapanya.

Rencana pemecahan masalah dengan memberikan pemahaman tentang gejala, tanda, pencegahan, dan penanggulangan penyakit Diabetes  serta melakukan pemeriksaan glukosa pada darah dan urin untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian penyakit Diabetes Mellitus pada tahap pre-Diabetes, Diabetes ringan, atau berat. Kegiatan pengabdian masyarakat adalah penyuluhan tentang Diabetes Mellitus dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung, yaitu antara lain dapat meningkatkan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui gejala, tanda, pencegahan, dan penanggulangan penyakit Diabetes, sehingga bermanfaat langsung bagi masyarakat yang belum terkena penyakit Diabetes agar dapat menjaga dan mengatur pola makan dan berolah raga supaya terhindar dari penyakit Diabetes.

Melihat kondisi semacam itu, tiga dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya mengadakan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) di RW IV Darmokali Surabaya. Rahayu Anggraini, Umi Hanik, dan Puji Astutik sangat antusias dalam kegiatan tersebut.

Rahayu Anggraini mengungkapkan Kegiatan pengmas ini juga dilakukan pemeriksaan glukosa dalam darah dan urine, guna mengetahui apakah sudah atau belum terkena penyakit Diabetes Mellitus dan pula untuk mengetahui prosentase (angka kejadian) Diabetes Mellitus di RW IV Darmokali Surabaya.

“Menurut hasil “Diagnosis dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus”, bahwa faktor risiko penyakit diabetes yaitu pada kelompok usia dewasa tua (45 tahun ke atas), kegemukan BB (kg) > 120% BB atau IMT > 27 (kg/m2), tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg), memiliki riwayat keluarga DM, ayah atau ibu atau saudara kandung menderita penyakit diabetes, memiliki riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram, serta memiliki riwayat DM pada kehamilan, terakhir menderita dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl),” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya  Tower Unusa, Jumat (20/7).

Rahayu Anggraini menambahkan, Diabetes melitus diturunkan, terutama bila kedua orang tua menderita diabetes berat, tetapi mulai munculnya Diabetes melitus tipe 2 lebih dipengaruhi oleh Gaya Hidup yang buruk, bahkan pada pasangan yang salah satunya adalah penderita Diabetes Melitus tipe 2, maka pasangannya yang sebelumnya tidak menderita Diabetes melitus tipe 2 pada akhirnya dapat juga mengidapnya (hasil penelitian terjadi sekitar 26 persen, karena mengikuti atau terpengaruh Gaya Hidup pasangannya).

“Laki-laki seringkali terlambat terdeteksi menderita penyakit ini, karena laki-laki jarang melakukan pemeriksaan Laboratorum Klinik, sedangkan perempuan setidak-tidaknya pada saat hamil sering memeriksakan dirinya ke Dokter dan juga ke Laboratorium Klinik,” tambahnya. (Humas Unusa)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *