SURABAYA – Lebih dari separuh lulusan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berkarir di bidang kesehatan. Sebanyak 79,8 persen tersebar di sektor jasa kesehatan baik sebagai wirausaha mandiri (wiraswasta) maupun ikut dalam instansi kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan rumah bersalin, termasuk instansi pemerintah dan BUMN.
Demikian sebagian hasil tracer study dalam tiga tahun terakhir, dimana pembiayaannya diperoleh dari hibah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang diungkap oleh Umdatus Solehah, Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Unusa, Sabtu (7/7) siang di Kampus B Unusa Tower Surabaya.
Umdatus mengungkapkan hal itu terkait dengan puncak peringatan Lustrum I Unusa, dimana capaian lulusan memegang peranan penting dalam penilaian akreditasi baik instusi maupun program studi. “Dalam tiga tahun berturut-turut kami mendapatkan hibah dari Kementerian untuk melakukan tracer study. Hasilnya kami bersyukur bahwa separuh lulusan Unusa bekerja di sektor jasa kesehatan, sesuai dengan bidang ilmu yang digelutinya semasa menjadi mahasiswa,” katanya.
Kini Unusa terakreditasi institusi B dan separuh lebih program studi terakreditasi B, sedang sisanya dalam proses reakreditasi.
Selain kesesuaian di bidang yang diperolehnya semasa kuliah, hasil tracer study juga mengungkapkan, bahwa masa tunggu rata-rata lulusan dalam memperoleh lapangan pekerjaan berlangsung selama tiga bulan. “Ini waktu yang ideal menurut kami di tengah persaingan lapangan kerja yang terbatas. Sebagian besar mereka bekerja sesuai dengan bidang studinya,” katanya.
Umdatus juga mengungkapkan, para lulusan mengakui jika kampus telah memberikan bekal yang cukup untuk bekerja, sehingga alumni tidak kesulitan dalam menyesuaikan diri di dunia kerja. “Hasil ini relevan dengan pertanyaan yang diajukan kepada staekholders dimana mereka memberikan nilai sangat baik terhadap lulusan Unusa yang bekerja di tempatnya,” katanya.
Dalam tiga kali berturut-turut menerma hibah untuk tracer study, Umdatus mengungkapkan, fokus dan sasaran alumni yang menjadi responden berbeda, berasal dari tahun kelulusan yang berbeda, tapi hasilnya relatif sama terhadap rata-rata masa tunggu, bidang pekerjaan yang diperoleh maupun bekal yang diperoleh dari kampus.
Terkait dengan penguasaan kompetensi yang telah diberikan Unusa selama masa studi, juga diungkap Umdatus, dimana hasilnya, para lulusan menyatakan sangat berkorelasi positif terhadap apa yang ditemui di dunia kerja. “Kami bangga telah membekali kompetensi mereka, sehingga di lapangan tidak menemui kendala berarti. Hanya pada bidang kemampuan untuk berkomunikasi, lulusan Unusa masih kurang. Karena itu, Unusa bakal membekali kemampuan soft skill mereka, baik terintegrasi dalam mata kuliah maupun bentuk-bentuk pelatihan dalam kegiatan kemahasiswaan,” katanya.
Selain itu, ke depan Unusa juga mensyaratkan terhadap para mahasiswanya dalam penguasaan Bahasa Inggris, dimana minimal harus memiliki nilai TOEFL 400, sebelum lulus. Persyaratan minimal ini didukung dengan hadirnya Unusa Language Center, untuk memfasilitasi mahasiswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.
Dari hasil tracer study itu juga terungkap, jika para lulusan Unusa tersebar di beberapa propinis di luar Jawa, seperti Kalimantan Selatan, Timur, Tengah, Kalimantan Utara, NTB, dan NTT. “Kami bersyukur minimal lulusan kami telah berkontribusi di bidang kesehatan di luar Jawa, dimana kebutuhan di sana masih sangat diperlukan. Selain itu ada juga yang berkarir di luar negeri seperti Timur Tengah, Kuwait sebagai tenaga kerja terdidik dan professional,” katanya.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. menuturkan bahwa pihaknya tentu sangat mengapresiasi dan bersyukur atas raihan hibah tracer study ini, tidak banyak perguruan tinggi berkesempatan mendapatkannya, seleksi dilakukan sangat ketat oleh Kemenristek Dikti.
“Kegiatan tracer study secara rutin kami lakukan selain untuk mengetahui bagaimana pemetaan dan penyerapan lulusan, lama waktu tunggu, kesesuaian antara pendidikan dan pekerjaan, serta yang paling penting adalah untuk mengetahui feedback dari masyarakat, untuk keperluan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja,” ujarnya.
Dengan hibah tersebut, Unusa Carrer Center mendapatkan tugas antara lain menyelenggarakan pelatihan dan/atau seminar tracer study, menyediakan info lowongan kerja kepada mahasiswa tingkat akhir dan lulusan perguruan tinggi serta memfasilitasi proses rekrutmen tenaga kerja. (Humas UNUSA, 7 Juli 2018)