Surabaya – Calon guru sekolah dasar saat ini dituntut untuk memiliki kemampuan lebih. Tidak sekedar mengajar dan memberikan PR kepada peserta didiknya saja. Calon pahlawan tanpa tanda jasa juga dituntut mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif apalagi untuk siswa-siswa sekolah dasar.
Nah..bagi yang ingin menjadi seorang guru yang handal dan memiliki kemampuan yang beda dengan guru lainnya, Anda sangat tepat bila memilih Universitas NU Surabaya (UNUSA).
Kepala Prodi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UNUSA, Sri Hartatik,SSi, M.Pd mengatakan PGSD di UNUSA ini memiliki keistimewaan dibanding kuliah PGSD di tempat lain.
“S1 PGSD UNUSA adalah salah satu prodi yang mencetak calon guru sekolah dasar yang profesional, dengan dilengkapi kemampuan pedagogik yang mengelola sekolah dasar. Salah satu keunggulan dari Prodi S1 PGSD Unusa adalah UNUSA itu berakar dari universitas kesehatan, sehingga PGSD UNUSA membekali mahasiswa-mahasiswa dalam bidang kesehatan,” katanya.
Ini merupakan salah satu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jurusan PGSD di universitas lain. “Keistimewaannya adalah PGSD di UNUSA tidak hanya dilatih bagaimana menjadi guru yang profesional saja, tetapi para calon guru di UNUSA juga dibekali dengan kemampuan dalam bidang kesehatan. Ini karena UNUSA basic pendidikannya adalah kesehatan,” katanya, Jumat (18/5).
Pendidikan kesehatan yang bagaimana? Kata Tatik, panggilannya, para mahasiswa PGSD UNUSA diberikan mata kuliah yaitu dokter kecil. Mata kuliah ini wajib umumnya, agar di kemudian hari calon guru lulusan UNUSA mampu mengelola kesehatan baik kesehatan pribadi, lingkungan, serta calon anak-anak didiknya.
Mata kuliah dokter kecil ini, merupakan mata kuliah yang tidak ada di univeristas lainnya. Ini dilatarbelakangi dengan fenomena kegiatan kesehatan di hampir setiap sekolah dasar belum optimal. “Misalnya kegiatan UKS di sekolah-sekolah dasar itu hampir tidak berjalan. Padahal UKS itu sangat penting bagi siswa,” katanya.
“Menyikapi fakta ini, kemudian UNUSA yang memiliki basic di bidang kesehatan, membekali calon-calon guru sekolah dasar dari UNUSA dengan pendidikan kesehatan yang diberi nama mata kuliah dokter kecil. Alhamdulillah responnya cukup positif di masyarakat,” katanya.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, di Prodi S1 PGSD UNUSA ini juga mendukung gerakan literasi di Indosesia. Ini terbukti dengan adanya program-program yang sudah dijalankan seperti pada Mata Kuliah KKN dan PPL.
“Dalam program ini, mahasiswa memperoleh bimbingan dan arahan dari pembimbingnya untuk mengembangkan budaya literasi di daerah atau sekolah mitra seperti mengajarkan untuk menempelkan hasil karya siswa, membantu memberdayakan perpustakaan sebagai rujukan siswa, membuat pojok pojok literasi pada sekolah sekolah binaan,” ujar Sri Hartatik. (ngop-ris)