Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) adalah kampus dinamis dengan para mahasiswanya yang penuh kreativitas dan tidak pernah lelah berekspresi. Sebagai salah satu buktinya dalam rangkaian Lustrum 1 Dies Natalies ke-5, UNUSA menyelenggarakan acara bertajuk UNUSA Get Islamic Talent. Kegiatan ini dirancang sebagai ajang pencarian bibit berbakat seni dalam lingkungan mahasiswa UNUSA.
Penanggung Jawab acara UNUSA Get Islamic Talent, yang juga dosen Jurusan Kebidanan UNUSA, Yasi Anggasari, M.Kes mengatakan, “Acara ini dibuat dengan tujuan menemukan bibit-bibit seni khususnya seni bernilai Islamis di dalam diri mahasiswa UNUSA. Sehingga diharapkan mahasiswa UNUSA punya nilai unggul di bidang kesenian selain unggul pada bidang ilmu kuliahnya.”
Rektor UNUSA, Prof. Dr. Ir Achmad Jazidie, M.Eng dalam sambutannya sempat memutarkan sebuah video tentang seorang pemuda di Amerika berumur 14 tahun yang berpenampilan modern namun memiliki kemampuan qiroah yang luar biasa.
Sengaja Rektor mempertontonkan video itu sebagai contoh prototype penampilan mahasiswa UNUSA yang menjadi idamannya. “Saya menginginkan mahasiswa UNUSA memiliki tampilan seperti pemuda ini, tampilan yang modern, penampilan pemuda masa kini. Mahasiswa UNUSA tidak harus menggunakan gamis, dan sarung 24 jam. Boleh tampil dengan modern namun dengan subtansi luar biasa yang penuh dengan nilai Islami,” katanya, Rabu (15/5), di Kafe Fastron Kampus B, UNUSA.
“Orang lain nantinya akan terkejut, mereka tidak akan menyangka bahwa dibalik tampilan yang modern, ternyata memiliki pribadi yang penuh dengan nilai Islami,” tambahnya.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa UNUSA Get Islamic Talent ini merupakan jembatan awal dakwah yang luar biasa. Kesan pertama kali yang dilihat dari seseorang adalah penampilannya. Oleh karenanya, mahasiswa UNUSA harus berpenampilan modern yang bisa memberi kesan mendalam di khalayak umum.
“Anda bisa tampil dengan gaya modern sebagai seniman, pegiat seni, penyair, atau penulis novel. Tapi begitu orang lain bercakap-cakap dengan Anda maka orang tersebut akan terkagum-kagum dengan nilai Ke-Islam-an yang Anda miliki. Nilai Ke-Islam-an yang sudah menempel pada kepribadian Anda.” Ungkap Jazidie.
“Itu luar biasa nilai dakwahnya. Saat Anda pulang kampung waktu lebaran berjalan ke masjid. Ketika Anda lewat, ibu-ibu yang punya anak gadis akan mengintip dari balik jendela sambil berkata dalam hati: Ya Allah, iki anak e sopo yo? Mudah-mudahan besok bisa jadi mantuku,” tambahnya bernada gurauan. (ngop-ris)