Surabaya – Prestasi membanggakan ditorehkan 16 dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Mereka berhasil meraih hibah dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Jumlah penerima hibah ini cukup besar dari 27 proposal yang dikirimkan ke panitia di Jakarta.
Jumlah yang mendapatkan hibah ini jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, dari 16 proposal penerima hibah itu, ada dua dosen yang menerima hibah untuk program pascadoktor dan hubah penelitian disertasi, sementara 14 lainnya hibah penelitian dosen pemula (PDP).
“Kalau tahun lalu, empat proposal yang diterima dari 16 yang dikirim adalah dari penelitian dosen pemula. Sekarang ada dua proposal dosen yang sudah naik tingkat. Ini prestasi luar biasa,” ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Istas Pratomo kepada Duta, Rabu (11/4).
Dikatakan Istas, untuk penelitian dosen pemula mendapatkan dana hibah sebesar Rp 20 juta, untuk penelitian pascadoktor senilai Rp 218 juta dan penelitian disertasi sebesar Rp 150 juta. “Penelitian pascadoktor dan disertasi itu lebih sulit dibandingkan dosen pemula,” tandas Istas.
Tapi dikatakan Istas, sekarang ini, dosen penerima hibah tidak bisa seenaknya. Mereka harus menyelesaikan proposal yang sudah dikirim dengan tepat waktu.
Dan melaporkannya dalam bentuk empat hal yakni paper atau publikasi, paten atau HAKI, prototype baik software atau hardware serta workshop atau seminar.
“Saat ini, kami dari LPPM terus mengingatkan, agar semua itu dipatuhi. Karena kalau tidak, dosen yang bersangkutan akan diblack list dan tidak boleh mengikuti program serupa tahun depan. Dan bagi lembaga kalau sampai banyak dosennya tidak menghasilkan sesuatu juga akan diblack list,” tandasnya.
Istas mengakui, LPPM juga menentukan prestasi yang diraih para dosen ini. LPPM sebisa mungkin proaktif untuk memacu dosen agar bisa beprestasi. Kemudahan ini yang juga memacu dosen untuk terus melakukan sesuatu.
“Mereka merasa diperhatikan. Kita tiap hari terus memacu dan meminta mereka untuk bisa terus membuat proposal, sampai saya bilang, ayo siapa yang butuh tanda tangan, silahkan saya tunggu. Jadi dosen terus diingatkan,” tukasnya.
Untuk hibah ini, dosen penerima harus memberikan laporan setiap tiga bulan. Pada Agustus 2018, dosen harus menyelesaikan pekerjaannya sebesar 70 persen dan pada November 2018 pekerjaan sudah harus selesai.
Dengan prestasi ini, Istas menegaskan tahun depan target ada 50 proposal yang dikirimkan. Proposal ini harus sudah masuk pada akhir 2018. Diharapkan dari jumlah itu, 50 persen bisa disetujui. (Humas Unusa)