Surabaya – Seluruh mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tahun pelajaran 2018-2019 bakal mendapatkan tablet yang diberinama e-sorogan. Fasilitas belajar berbasis elektronik ini, secara simbolis diberikan, Jumat (6/4) siang, pada calon mahasiswa yang telah melakukan pendaftaran ulang.
Dalam penyerahan tablet secara simbolis ini diberikan kepada 10 calon mahasiswa yang telah daftar ulang di fakultas-fakultas yang ada di Unusa.
Dikatakan Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng, jika tahun sebelumnya diberikan hanya pada mahasiswa baru fakultas kedokteran, tahun ini sebagaimana janji kami sebelumnya, seluruh mahasiswa baru mendapatkan tablet e-sorogan.
“Ini adalah komitmen dari kami untuk terus mengembangkan model pembelajaran interaktif berbasis IT. Selain membagikan kepada para mahasiswa baru, dosen juga terus kami dorong untuk mengembangkan pembelajaran dan modul-modul interaktif,” katanya.
Pemberian perangkat tablet e-sorogan ini terkait dengan upaya Unusa mengembangkan pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi, yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, pada tempat dan waktu sesuai keinginan mahasiswa.
Cara belajar sorogan selama ini lazim diterapkan di pondok pesantren (ponpes). Biasanya, santri yang sedang menimba ilmu dan siap diuji menyodorkan (sorogan) buku ajar atau kemampuan bacaan Al-Quran ke kiai. Sang kiai kemudian menyimak kemampuan santri tersebut, dan langsung mengoreksinya ketika ada kesalahan.
Pola ini diadopsi Unusa. Lembaga pendidikan tinggi yang dikelola Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) ini sejak awal tahun pelajaran 2017-2018 lalu resmi menggunakan metode belajar sorogan. “Berbeda dengan sistem belajar sorogan di pesantren, karena yang diterapkan Unusa, sorogan berbasis elektronik (e-Sorogan). Caranya dengan memanfaatkan tablet sebagai pengganti buku. Selain lebih praktis, cara ini mengurangi penggunaan kertas dalam sistem perkuliahan,” katanya.
Achmad Jazidie, optimistis jika cara yang dikembangkan Unusa ini membuat mahasiswa tidak perlu lagi membawa buku yang tebal. Karena semua mata kuliah sudah terangkum menjadi satu di tablet tersebut. Bahkan menulis dan berbicara sudah secara otomatis terekam dan tersimpan. “Saya berharap model ini akan menjadi sebuah sistem yang memudahkan dalam perkuliahan,” katanya.
Diungkapkannya, fasilitas melalui aplikasi Unusa Cyber Gate, yang dapat diunduh di Play Store terkait dengan kebutuhan perkuliahan sudah bisa diperoleh, termasuk jadwal perkuliahan, praktikum dan beberapa pengumman. Kami juga melengkapinya dengan radio dan televisi Unusa, dalam satu platform. “Semua ini dilakukan dalam kerangka pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, kami menyiapkannya dengan serius,” katanya menjelaskan.
Ditambahkannya, latar belakang penerapan e-sorogan ini karena dunia pendidikan tidak bisa lagi dilepaskan dari kemajuan teknologi. Apalagi saat ini sudah mulai memasuki revolusi industri keempat di mana sudah masuk era internet of things.
”Sebenarnya Unusa sudah terlambat. Harusnya pada tahun 2014 lalu, tapi karena Unusa masih baru lahir ya tidak ada salahnya diterapkan sekarang,” ungkapnya.
Achmad Jazidie menjelaskan, dalam menerapkan e-sorogan, kampusnya menggandeng salah satu merek penyedia tablet dengan mempertimbangkan empat hal, terkait dengan pengadaan, penyiapan sistem, pelatihan, serta pemanfaatan jaringan.
”Bukan tanpa alasan kami menggandeng salah satu satu merek penyedia tablet. Mereka akan melatih dan meng-up grade pengetahuan teknologi terbarunya buat dosen dan karyawan,” katanya.
Di hari yang sama, Jumat (6/4), seluruh dosen Unusa dilatih untuk memanfaatkan e-sorogan sebagai media pembelajaran. Di samping itu juga, seluruh dosen Unusa mendapat tablet e-sorogan. (Humas Unusa)