Surabaya – Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya.
Melihat trend semacam itu, Ratusan Guru Bimbingan Konseling (BK) yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Tingkat SMA se Surabaya turut serta dalam kegiatan Pelatihan Tindakan Bimbingan Konseling yang digagas Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dengan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Tingkat SMA se Surabaya di Kafe Fastron Lantai 3 Tower Unusa, Kamis (15/3).
Mohammad Ghofirin, M.Pd. Ketua Humas Unusa mengungkapkan, dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. “Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya,” ungkapnya.
Sebagai paradigma sebuah penelitian tersendiri, jenis PTK memiliki karakteristik yang relatif agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, misalnya penelitian naturalistik, eksperimen survei, analisis isi, dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan jenis penelitian yang lain PTK dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen. PTK dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif karena pada saat data dianalisis digunakan pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik.
“Adanya pelatihan penelitian tindakan kelas yang didapatkan guru-guru bimbingan konseling ini dapat menambah wawasan baru terkait penelitian tindakan untuk bimbingan konseling. Karena setiap bidang itu memiliki ciri khas yang berbeda satu dengan yang lainnya,” ungkapnya.
Mokhamad Imron, S.Pd., Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMA Surabaya menungkapkan, kegiatan ini sangat bermanfaat sekali bagi guru-guru, khususnya bagi guru BK. Karena dengan adanya pelatihan ini, seluruh peserta dapat tercerahkan, bagaimana melakukan penelitian tindakan kelas yang benar-benar PTK. “Sinergi antara Unusa dengan MGBK SMA Surabaya ini akan selalu berkembang. Kali ini, kami menghadirkan narasumber pakar dan praktisi bimbingan konseling dari Universitas Negeri Surabaya,” pungkasnya. (Humas Unusa)