Surabaya – Pada umumnya seorang penulis harus memiliki tiga keterampilan dasar yakni keterampilan berbahasa dalam merekam bentuk lisan menjadi tulisan, keterampilan pengajian seperti pengembangan paragraf, keterampilan perwajahan termasuk kemampuan pengaturan tipografi. Semua berguna bagi seorang dosen untuk meningkatkan keterampilannya dalam hal menulis, khususnya menulis artikel populer.
Hal itu yang diungkapkan Ir. Sukemi saat memberikan materi pelatihan menulis artikel. Sukemi yang juga merupakan Mantan Wartawan, Praktisi dan Pengamat untuk Pencitraan Institusi ini mengungkapkan bahwa news dan views umumnya untuk menyampaikan pendapat saja. Berita memiliki nilai unsur yakni Baru, Penting, Besar, Pekat, Terkemuka dan Sentuhan Kemanusiaan. “Dan dalam menulis artikel itu ada 2 kebahagiaan yaitu bisa menjadi populer dan mendapatkan honor. Selain itu semua, para dosen dapat memanfaatkan hasil tulisannya untuk meningkatkan nilai jabatan fungsional,” ungkapnya saat memberikan pelatihan menulis artikel populer di Kafe Fastron Unusa Tower Kampus B Jemursari Surabaya.
Sukemi menambahkan, Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen daripada konvergen, menulis juga memerlukan banyak ide dan gagasan sedangkan Artikel berita yang ditulis berdasar fakta dan peristiwa yang ada. Gagasan dapat memungut dari referensi renungan orang bijak. “Tulisan dalam sebuah artikel hendaknya kritik, tak semata pemaparannya normatif yang bersumber dari pendapat orang lain/pakar. Sikap dan pandangan penulis harus terlihat jelas, penjelasannya secara teoretik atau metodologik,” ungkapnya, Rabu (31/1).
Sementara dikesempatan yang sama, Ketua Bidang 3 LPPM Unusa, Mohammad Ghofirin, M.Pd., mengungkapkan bahwa Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng. ingin dosen Unusa menjadi seorang penulis artikel yang handal dan profesional dengan membuat buku saku dosen. Buku itu dibuat dengan keahlian para dosen masing-masing. “Tujuan pembuatan buku saku dosen tersebut agar Unusa dapat mencetak para penulis baru yang dapat menerbitkan tulisan itu ke Media Massa,” ungkap pria yang sekaligus menjadi Ketua Humas Unusa tersebut. (Humas Unusa)