Surabaya – Sejumlah Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa (HIMA) S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya menggelar aksi bagi-bagi bunga kepada dosen dan seluruh tenaga kependidikan di seluruh kampus Unusa. Pembagian bunga di Kampus A dan B tersebut dalam rangka peringatan Hari Guru yang jatuh kemarin Minggu (25/11).
Ulvi Nur Laily, Ketua HIMA S1 PGSD Unusa, mengatakan pihaknya sengaja melakukan aksi simpatik tersebut. “Kemarin (25/11) adalah hari guru, bila di sekolah para siswa memberikan apresiasi kepada gurunya, kita disini sebagai mahasiswa ya mencoba memberikan apresiasi kepada dosen-dosen kami,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan alasan pembagian bunga dipilih sebagai aksi simpatik itu. “Meskipun ini hanya aksi simpatik, kami ingin membagikan bunga sebagai rasa terima kasih kepada para dosen. Lewat jasa mereka (dosen Unusa) yang indah, kami bisa mendapatkan ilmu. Sementara, bunga kami analogikan sebagai jasa mereka yang indah. Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 menetapkan tanggal 25 November dijadikan sebagai Hari Guru Nasional untuk menghormati jasa guru. Alasan pemilihan tanggal tersebut bertepatan dengan hari kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),” ungkapnya, Kamis (30/11).
Selain membagikan bunga kepada dosen-dosen di tiap fakultas, para anggota HIMA S1 PGSD Unusa juga membagikan bunga kepada tenaga kependidikan. Seperti terlihat saat pembagian bunga di Unusa Tower Ruang Akademik dan Kemahasiswaan, Kampus B. Mereka juga sempat menemui Rektor dan Wakil Rektor Unusa.
Wakil Rektor II Unusa, drg. Umi Hanik, M.Kes. mengungkapkan rasa terima kasihnya karena telah diberikan bunga untuk memperingati hari guru. “Saya tidak menyangka akan dapat bunga juga, saya senang mendapat apresiasi ini dari anggota HIMA PGSD Unusa. Selain itu, saya juga sangat mengapresiasi atas inisiatif para anggota HIMA PGSD Unusa,” ungkap Umi Hanik.
Pembina HIMA PGSD Unusa, Mustofa, MA mengungkapkan tujuan kegiatan ini sebagai simbol keindahan dan menebarkan kewangian, itulah guru sejatinya. “Harapannya sebagai mahasiswa calon guru atau pendidik. Mereka benar-benar meneladani nilai-nilai luhur guru, karena guru adalah harapan tersebar bangsa, semua karena guru,” tuturnya. (Humas Unusa)