Surabaya – Berita hoaks tentang vaksin Covid-19 seolah tak terbendung. Sulit bagi masyarakat awam mengetahui mana berita yang benar dan mana yang hoaks, atas kenyataan itulah tiga dosen Unusa, masing-masing Yurike Septianingrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Lono Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep., dan Sulistyorini, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep. mengedukasi tentang vaksin di daerah Manyar Sambongan, Surabaya.
Edukasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti para kader kesehatan dari wilayah tersebut. Mereka diberi pemahaman tentang vaksin.
Salah satu dosen yang melakukan pengabdian masyarakat, Yurike Septianingrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep menjelaskan, banyaknya informasi yang tidak benar atau hoaks tentang vaksin membuat ia dan dua rekannya melakukan edukasi ke masyarakat. Dipilihnya tempat di Manyar Sambongan, lantaran dekat dengan pasar, dimana tempat berkumpulnya orang untuk melakukan transaksi jual beli.
“Nantinya kader yang telah menerima edukasi dari kami akan mengedukasi masyarakat pasar untuk tetap menggunakan protokol kesehatan serta mengedukasi tentang vaksin yang selama ini tidak benar informasinya,” terang Yurike, Jumat (23/7).
Yurike menjelaskan, informasi yang salah tentang vaksin menyebabkan banyak masyarakat yang tidak berani untuk divaksin. “Jadi kami membantu kader kesehatan untuk memahaminya, harapannya akan mengaktifkan kembali peran kader kesehatan yang sempat vakum selama pandemi Covid-19. Dari kader kesehatan ini ke depan akan mampu memberikan edukasi, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapan masyarakat saat menerima vaksin Covid-19,” ungkapnya.
Para kader diberikan pelatihan bagaimana cara memberikan penyuluhan (health education) yang baik, yang selanjutnya dapat diterapkan kepada masyarakat.
Yurike berharap dengan edukasi, masyarakat lebih mengetahui vaksin tersebut. “Jadi membuat orang lebih berani dan mau untuk divaksin,” jelasnya.
Salah satu peserta pelatihan Hartini mengaku senang dengan pelatihan ini dimana ia bisa mengetahui bahwa sesungguhnya vaksin itu aman. “Jadi informasi yang selama ini beredar sebagian besar salah. Dengan penyuluhan dosen Unusa membuat saya lebih paham,” terangnya. (sar humas)