Surabaya – Sivitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar salat ghoib berjamaah atas meninggalnya 53 kru KRI Nanggala-402, satu dari 53 prajurit tersebut adalah Serda Mes Guntur Ari Prasetyo. Almarhum merupakan suami dari Dosen Program studi (Prodi) S1 PG PAUD Unusa, Berda Asmara, M.Pd.
Salat ghoib ini digelar di halaman parkiran utama Unusa Tower Kampus B Jemursari. Salat ghoib tersebut diimami oleh Rais Syuriyah PCNU Surabaya, KH. Mas Sulaiman. Dalam salat ghoib ini, istri Serda Mes Guntur Ari Prasetyo, Berda Asmara turut hadir dalam acara tersebut.
Selain salat ghoib, sivitas akademika Unusa juga menggelar doa bersama untuk seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402.
Dalam jumpa pers tersebut, Berda Asmara masih berharap adanya keajaiban, meskipun Panglima TNI Marsekal TNI, Hadi Tjahjanto menyatakan jika KRI Nanggala-402 dinyatakan on eternal patrol. “Saya masih berharap keajaiban kapal selamnya bisa diangkat dan semua krunya selamat semua,” ucap Berda, Senin (26/4).
Sementara itu, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng menjelaskan, saat ini Unusa berduka, bahkan seluruh bangsa Indonesia pun berduka atas tenggelamnya KRI Nanggala-402. Unusa menggelar salat Ghoib dan tahlil bersama ini lantaran salah satu kru kapal selam yang tenggelam tersebut merupakan suami dari Dosen PG PAUD Unusa, Berda Asmara, M.Pd.
“Salat ghoib ini merupakan juga instruksi dari PBNU agar warga Nahdliyin menggelar salat gaib bagi para pahlawan yang telah gugur dalam kru kapal selam KRI Nanggala 402,” ungkapnya.
Jazidie mendoakan, untuk semua kru kapal selam KRI Nanggala-402 amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan untuk menjalankan hidup selanjutnya. “Terlebih bagi keluarga besar bu Berda diberikan ketabahan dan keikhlasan,” ungkapnya.
Sivitas Akademika Unua akan memberikan perhatian kepada keluarga Serda Mes Guntur Ari Prasetyo, dengan memberikan beasiswa bagi putrinya yang saat ini masih duduk di kelas 2 sekolah dasar, sehingga dapat menempuh pendidikan lebih lanjut. “Kami berikan beasiswa hingga selesai sekolahnya, sampai jenjang perguruan tinggi,” ucap Jazidie. (sar humas)