Surabaya – Ada banyak persoalan dalam merawat pasien terpapar virus corona. Dalam upaya berbagai pengalaman inilah Himpunan Mahasiswa (Hima) Ners Unusa bersama dengan mahasiswa Ners RS Mitra Keluarga menggelar webinar tentang Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien Covid-19 di Rumah Sakit, Minggu (14/3).
Empat narasumber dihadirkan untuk berbagi pengalaman itu, masing-masing Supriyati Nisfil L.A, S.Kep; Laili Sobachah, S.Kep; Dwi Yunitasari, S.Kep, dan Normawati, S.Kep.
Laili Sobachah, S.Kep menjelaskan, virus corona merupakan virus yang menyebabkan gejala ringan hingga berat. Individu yang melakukan kontak erat dengan pasien yang terpapar virus corona potensial untuk tertular. Perawat yang merawat pasien terpapar corona potensial pula untuk terpapar, karena itu kata Laili, perawat atau tenaga kesehatan bisa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai upaya pencegahan agar tidak tertular. “APD-nya pun harus sesuai dengan ketentuan dan mengenakannya pun dalam sekali pakai,” kata Laili.
Narasumber lain, Supriyati Nisfil L.A, S.Kep menjelaskan, virus corona membuat pemerintah harus memperhatikan aspek psikososial pasien dan perawat. Karena itu bantuan sosial yang diberikan baik kepada pasein saat perawatan atau pada masa isolasi mandiri serta tunjangan kepada perawat, sangat membantu.
Supriyati menjelaskan perlunya mapping ketenagaan dimana hal ini untuk mengetahui kemampuan staf di rumah sakit untuk menangani Covid-19. “Perawat yang menangani Covid-19 harus benar-benar sehat tidak boleh ada komorbit, karena itu mapping diperlukan sebelum diterjunkan untuk menangani pasien yang terpapar Covid-19,” ucapnya.
Setelah lolos mapping sebagai tahap pertama, yang diperlukan berikutnya adalah menjalani pelatihan serta mempersiapkan sarana prasarana. “Materi pelatihan antara lain bagaimana menggunakan dan melepas baju APD, tahap berikutnya mulai melakukan penugasan,” kata Supriyati.
Sedang Dwi Yunitasari S.Kep menambahkan, bahwa untuk penanganan pasien yang terpapar Covid-19 harus menggunakan keranda dan kursi roda yang didesain khusus. “Ini dilakukan agar perawat maupun masyarakat lainnya tidak tertular,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, tempat isolasi pun harus terpisah dari ruang isolasi umum, demikian juga dengan ruang rawat inapnya. Ini bertujuan agar tidak menulari kepada pasien lain, sehingga virus corona tidak menyebar melalui.
Sementara itu, Normawati S.Kep menjelaskan kondisi psikososial pasien menjadi salah satu kendala perawat dalam penanganan pasien Covid-19. Tidak jarang keluarga maupun pasien mengalami stress berlebihan, sehingga perlu perawatan intensif. Adanya stigma negatif di masyarakat tentang orang yang terpapar corona harus difasilitasi perawat paliatif yang bertugas mengedukasi dan memberikan informasi selengkap mungkin kepada masyarakat tentang Covid-19,” kata Normawati. (sar humas)