Surabaya – Dosen Program Studi (Prodi) S1 Sistem Informasi Fakultas Teknik (FT) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Endang Sulistiyani, M.Kom menilai perlunya digital detox selama masa pandemi Covid-19.
Endang menjelaskan selama pandemi covid-19 ini masyarakat kerap melakukan aktivitas dari rumah atau Work From Home (WFH). Sehingga tidak jarang masyarakat lebih dekat dengan perangkat digital.
“Sehingga kita harus melakukan digital detox untuk menghindari kecanduan dengannperangjat digital atau dunia maya,” jelas Endang, Senin (4/1).
Endang menjelaskan ada ada 2 hal yang perlu diterapkan untuk melakukan digital detox, yaitu mengatur pola pemanfaatan perangkat teknologi dan mencari aktivitas pengganti.
Seperti mengatur pola pemanfaatan teknologi dimana masyarakat perlu mengendalikan diri dalam memanfaatkan teknologi. Bisa dimulai dengan mematikan notifikasi hingga membuat jadwal tanpa perangkat teknologi. “Notifikasi merupakan awal Anda akan melirik perangkat yang Anda miliki. Dikutip dari Health, Jesse Fox, PhD, Head of Ohio State University’s Virtual Environment, Communication Technology, and Online Research (VECTOR) Lab mengatakan jika anda membiarkan diri Anda untuk terganggu oleh notifikasi sebanyak lima kali dalam setengah jam, dalam waktu itu Anda tidak akan berhasil untuk fokus,” ucap Endang.
Endang menambahkan jika sedang melakukan suatu pekerjaan, jangan biarkan diri anda terganggu dengan notifikasi yang muncul dari perangkat Anda. Selanjutnya jadwal dimana kita bisa membuat jadwal akan membebaskan diri dari gangguan perangkat teknologi. “Misal ketika dengan bersantai dengan keluarga atau sedang melaksanakan aktivitas rutinitas seperti makan atau minum,” Jelas Endang.
Setelah itu, mencari aktivitas pengganti dengan membatasi akses terhadap perangkat telepon pintar, dalam waktu yang sama anda harus menyiapkan aktivitas pengganti. “Misalkan menggunakan buku untuk mendapatkan informasi atau sekedar memulai hobi yang sudah lama tertinggal,” ungkap Endang.
Lalu, memperbanyak aktivitas di lingkungan sekitar, baik dengan alam maupun orang-orang sekeliling. Hal ini penting untuk bisa mengalihkan kecanduan interaksi di dunia maya. Mengaktifkan kembali interaksi dunia nyata akan mengalihkan rutinitas di media sosial Anda.
Sama dengan puasa pada umumnya. Seseorang akan merasakan laparnya tidak makan dan minum seharian apabila hanya menunggu kapan waktu berbuka. Berbeda halnya jika selama puasa diisi dengan aktivitas lain yang membuat seolah-olah lupa sedang berpuasa. Begitu halnya dengan digital detox.
Jika anda ingin mengalihkan kecanduan dari perangkat digital, maka Anda harus menemukan alternatif pengganti yang dapat mengalihkan dunia Anda dan tentu itu juga harus menyenangkan. Semenyenangkan apa yang ditawarkan oleh perangkat teknologi. (sar humas)