Surabaya – Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi (Prodi) S1 Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menjalankan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) di kawasan Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur.
Ketua Hima Prodi S1 Gizi Unusa Yunda Andita Putri menjelaskan acara ini hima S1 Prodi S1 Gizi Unusa akan meningkatkan ketahanan dan keamanan pangan pada masyarakat desa dalam tatanan baru di era industri 4.0 di daerah Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa timur. Dengan pembinaan ini, Hima Gizi Unusa bisa membawa masyarakat Desa Dukun dalam ketahanan pangan ditengah pandemi seperti saat ini.
“Kami mengajak maysarakat desa untuk penanaman sayur hidroponik hingga mengolah hasil yang panen yang hingga memiliki nilai jual yang cukup bagus,” jelas Yunda, Jumat (2/10).
Yunda menjelaskan jika hima Gizi juga membentuk kader dari masyarakat desa serta melakukan sosialisasi mengenai ketahan dan keamanan pangan. “Dengan begitu akan terbentuk masyarakat yang memiliki ketahanan pangan yang cukup bagus,” jelasnya.
Mahasiswa dari Hima S1 Gizi Unusa ini memberikan pelatihan menanam tanaman hidroponik. “Kami mengajarkan masyarakat dalam membuat hingga penanaman hidroponik yang memang lebih ringkas serta tidak memerlukan lahan yang luas,” ucap Yunda.
Selain itu juga, mahasiswa memberikan cara memanen hasil tanaman yang ditanam dengan teknik hidroponik. “Dimana hasil hidroponik ini lebih bagus, besar dan sehat karena tidak menggunakan bahan kimia pestisida atau lainnya,” bebernya.
Adanya pandemi covid-19 seperti saat ini membuat beberapa sektor terpengaruhi salah satunya ketahanan pangan. Dengan adanya pembinaan ini, Yunda berharap memenuhi ketahanan pangan dari masyarakat desa Dukunanyar.
“Terlebih bagi masyarakat yang memang terdampak pada ketahanan pangan pasca pandemi, jadi kami juga mengajarkan ke masyarakat dalam mengolah hasil panen mereka untuk dijual kembali,” ucapnya.
Yunda berharap masyarakat bisa terus terus mengembangkan hasil tanam dengan teknik tanam hidroponik di rumahnya. “Karena memang hasilnya lebih terlihat dan bisa dijual kembali,” bebernya. (sar humas)