Surabaya – Agar anak tidak tegang saat dirawat di rumah sakit, lima mahasiswa dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membuat kantong detektor infus habis pancegah ansietas (Kantorfusbis) yang berhasil lolos Pekan Kreafivitas Mahasiswa (PKM) tingkat nasional.
Lima mahasiswa ini antara lain M. Romdoni, Husnia Susi Hartati, Priyagung Gusmantara, Barokaniah Rizky Dianty dan Elok Mazidah yang membuat kantorfusbis dengan bentuk boneka beruang.
Salah satu tim PKM Unusa, Priyagung Gusmantara menjelaskan infus ini akan ada indikator jika infus tersebut habis. Dengan bantuk boneka beruang menjadikan kantorfusbis membuat anak-anak tidak tegang atau cemas saat dirawat di rumah sakit.
“Jadi anak akan merasa tenang karena model infusnya juga bentuk beruang yang bentuknya lucu bagi anak-anak,” ucap Priyagung, Sabtu (26/9).
Priyagung menjelaskan jika dibandingkan infus lainnya, tempat ini ada indikator tersebut habis. “Jadi memudahkan perawat untuk mengganti cairan infus tersebut,” bebernya.
Kantorfusbis ini beruapa boneka beruang yang dibelakangnya terdapat kantong yang terbuat dari jaring-jaring sebagai tempat cairan infus. Selain itu di depan terdapat indikator pembaca cairan infus tersebut. “Jadi alaram ini akan bunyi tiga menit sebelum infus habis yang sebagai tanda jika perawat akan mengganti cairan infus tersebut,” ungkap Priyagung.
Dengan PKM ini, Priyagung berharap anak tidak mengalami kecemasan saat dirawat di rumah sakit. “Dengan bentuk yang ramah bagi anak anak,” jelasnya. (sar humas)