Surabaya – Pusat Pengembangan Masyarakat dan Peradaban Islam (PPMPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Webinar Eco Literacy yang akan digelar selama sepuluh kali pertemuan.
Pemateri Webinar Eco Literacy, Ir. Wardah Alkatiri, M.A., Ph.D. menjelaskan, banyak masyarakat tidak sadar akan tindakan yang mengakibarkan kerusakan pada alam yang ada di bumi ini. Dengan adanya webinar ini, PPMPI mengajak seluruh warga dosen Unusa untuk peduli terhadap lingkungan.
“Secara tidak sadar kita turut menyumbangkan kerusakan alam yang terjadi pada bumi kita, jadi langkah kecil ini untuk mulai membangun kepedulian kepada lingkungan,” ucapnya, Rabu (13/5).
Wardah menjelaskan Webinar ini sudah digelar sekitar empat kali, Jumat (15/5) ini akan kembali digelar. “Dalam seminggu kita menggelar dua kali,” jelas wanita yang juga menjabat sebagai Ketua PPMPI Unusa.
Wardah mengajak warga Unusa untuk mengetahui krisis lingkungan yang dampaknya sudah mulai terasa. “Dengan cara ini dapat mengubah kebiasaan hidup dosen dan mahasiswa untuk lebih peduli soal lingkungan,” ucapnya.
Sebanyak 70 peserta Webinar ini antusias dengan penjelasaan terkait kerusakan alam yang terjadi didalam lingkungan sekitar. Peserta Webinar ini terdiri dari dosen berbagai Program Studi (Prodi) yang ada di Unusa. “Dengan cara ini kami mengajak para akademisi terlebih di Unusa untuk membuat langkah kecil namun lebih berarti untuk lingkungan,” ucap Wardah.
Dengan webinar ini, Wardah memiliki proyek besar sebagai pengabdian masyarakat. “Kami menargetkan untuk warga NU terlebih pesantren binaan yang menjadi salah satu contoh penerapan kepedulian lingkungan,” jelasnya.
Wardah menyebutkan sebagai warga yang tinggal diperkotaan tanpa disadari masyarakat perkotaan, denga gaya hidup konsumtifnya telah merusak lingkungan. “masyarakat perkotaan ini konsumtif, jadi melalui Webinar ini kami ingatkan ke akademisi termasuk mahasiswa untuk mengubah cara hidup ke arah peduli pada lingkungan yang ditempati,” ucapnya.
Wardah menyebutkan banyak pendapat yang salah mengenai alam yang berakibat pada pengerusakan alam hingga eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA). “Stigma jika SDA kita tidak terbatas ini salah nyatanya banyak lingkungan atau alam yang ada disekitar kita rusak parah,” bebernya. (sar humas)