Surabaya – Dosen Program Studi (Prodi) D-IV Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan (FKes) Univiersitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Ary Andini, ST, MSi mengembangkan pembalut luka atau wound dressing berbasis kolagen dan kitosan yang ada pada ikan gabus atau nama latinnya channa striata guna perawatan luka.
Ary menjelaskan, ikan gabus memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga banyak masyarakat memanfaatkan kandungan tersebut untuk proses penyembuhan luka baik untuk luka insisi, luka gores, luka bakar, luka post-operasi dan sebagainya.
“Ikan gabus mengandung tiga asam amino utama yaitu glisin, glutamin dan arginin,” ucap Ary, Jumat (1/5).
Asam amino glisin berperan dalam sintesis kolagen yang berperan penting pada jaringan ikat, glutamine berperan selama fase inflamasi dan proliferasi penyembuhan luka sekaligus berperan sebagai sumber energi, sedangkan Arginin berperan dalam fungsi imun dan merangsang fungsi sel endotel. Gabungan dari ketiga asam amino tersebut mampu meningkatkan kesembuhan dari luka pasien.
Dengan keunggulan itu dirinya mengembangkan pembalut luka atau wound dressing berbasis kolagen ikan gabus dan kitosan dimanfaatkan untuk perawatan luka. “Kami memanfaatkan kulit dan sisik ikan gabus menjadi kolagen yang selanjutnya dikelola menjadi wound dressing,” ucap Ary.
Wound dressing telah banyak dikembangkan oleh berbagai negara maju untuk perawatan luka karena efektif membunuh bakteri dan jamur, serta mencegah infeksi berulang pada luka. “Sebelumnya kami lakukan uji pendahuluan sebelum diaplikasikan ke hewan. Hal ini dilakukan untuk memastikan konsentrasi terbaik antara kolagen dan kitosan pada wound dressing yang bebas dari bakteri dan jamur, serta bersifat non-toksik,” ucap Ary.
Dari penelitian ini diharapkan dari penelitian ini nantinya akan dihasilkan produk wound dressing yang optimal dan aman tanpa efek samping dalam penyembuhan luka. “Sehingga dapat digunakan bagi masyarakat yang membutuhkan,” ucap Ary. (sar humas)