Perlunya edukasi, perbaiki stigma salah tentang virus corona

Surabaya – Penyebaran virus corona yang semakin lama semakin menyebar pesat membuat masyarakat ketakutan. Hal ini membuat banyak masyarakat yang melakukan tindakan yang sepatutnya tidak dilakukan seperti melarang pasien yang masuk dalam Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dalam Perawatan (PDP) atau bahkan suspact virus corona untuk tinggal dilingkungan hingga mengusirnya.

Kondisi ini membuat salah satu dosen Ilmu Kedokteran Jiwa dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Hafid Algristian, dr., SpKJ menjelaskan jika kondisi ini didasari ketakutan yang sangat berlebih. Stigma masyarakat akan penyebaran virus corona yang membuat beberapa aksi penolakan atau bahkan bullying kepada korban atau pasien yang terkena virus corona.

“Harusnya perlu diberikan edukasi yang tepat seperti penyebaran virus ini bukan melalui semburan tetapi drop plate, karena masyarakat sudah takut terlebih dulu ini yang membuat stigma yang salah dengan penyebaran virus tersebut,” beber Hafid Algristian, dr., SpKJ, Rabu (1/4).

Dengan edukasi yang diberikan oleh yang memahami mengenai virus tersebut, Hafid yakin jika ketakutan yang berlebih tersebut perlahan akan berkurang. “Karena stigma yang salah ini membuat masyarakat melakukan tindakan yang berlebihan,” ujarnya.

Beberapa edukasi yang diperlukan tentang penularan dan pengobatan virus corona ini. Dengan begitu masyarakat akan lebih tenang jika memang disekitarnya ada orang yang masuk dalam ODP, PDP, Suspact bahkan positif virus Corona.

Reaksi yang berlebihan dari masyarakat ini yang menyebabkan banyak pasien ini merasa takut jika dirinya terjangkit virus corona. Hal ini dikarenakan mereka merasa takut untuk dibully atau mendapatkan tindakan yang menyeramkan lainnya. “Banyak dari masyarakat ini memilih untuk berobat kedokter untuk segera ditangani,” ucap Hafid.

Hafid berharap perlu adanya edukasi ke masyarakat tentang virus corona tersebut. Dengan begitu dokter akan lebih mudah untuk menangani kasus penyebaran virus tersebut. “Karena pasien akan lebih terbuka dengan keluhan yang dialaminya,” bebernya.

Hafid meminta masyarakat untuk jangan takut yang berlebihan kondisi ini akan mempengaruhi sistem imun dalam tubuh. “Dengan tidak stres ini akan tetap meningkatkan imun dalam tubuh yang dapat menjaga tubuh agar tidak mudah sakit,” bebernya. (sar humas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *