UNUSA Gelar Rapat Koordinasi KKN P3M

SURABAYA:
Sebanyak 30 peserta terdiri dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) maupun Panitia Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Pesantren dan Masyarakat (KKN P3M), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), menggelar rapat koordinasi dan evaluasi awal, di Kampus B Unusa Jemursari, Senin (23/5).
Rapat koordinasi ini bertujuan untuk mempersiapkan kegiatan agar terkondisikan terkait dengan berbagai rancangan program kerja yang telah dipersiapkan.

Ketua LPPM Unusa, Prof. Dr. Kacung Marijan menjelaskan, bahwa, kegiatan KKN P3M ini untuk mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini salah satu bentuk konkret adanya eksistensi mahasiswa di masyarakat. “Tahun depan, Prodi Kedokteran telah siap mengikuti program KKN P3M untuk mengajak masyarakat lebih paham tentang pencegahan penyakit dari pada cara penyembuhan penyakit,” katanya.

KKN P3M memfokuskan pemberdayaan potensi-potensi yang ada di beberapa desa. Potensi tersebut misalnya produk skala rumahan yang menghasilkan atau memroduksi telur asin maupun tikar plastik. “Salah satu bentuk konkret untuk memberdayakan potensi tersebut dengan cara memublikasikan lewat dunia maya. Mahasiswa diharapkan mampu membuat website desa. Ini bertujuan agar masyarakat luas mengetahui potensi-potensi daerah yang belum diketahui masyarakat luas. Bila dibuatkan website, maka potensi desa dalam hal produk unggulan, dapat dikenal melalui internet,” katanya.

Kepala Humas dan Marketing Unusa, M. Ghofirin. M.Pd. mengingatkan kembali kepada para DPL maupun panitia untuk merancang segala kebutuhan di lokasi, hal ini untuk meminimalisasi masalah atau kendala saat berada di lokasi KKN. Kegiatan ini terfokus pada pembedayaan masyarakat terutama di bidang kesehatan. “Selain pembuatan website desa, kami memfokuskan di bidang kesehatan, karena peserta KKN didominasi Program Studi Kesehatan, seperti Keperawatan, Ilmu Gizi, Kebidanan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan Analis Kesehatan, selebihnya prodi PGSD, Manajemen, dan Sistem Informasi. Ada empat tema yang kami gunakan, yakni pemberdayaan ekonomi, kesehatan, seni budaya, dan agama,” kata pria kelahiran Gresik ini. (Humas Unusa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *