Surabaya – Lantunan suara mengaji terdengar nyaring di gazebo Gedung Baiturrahman Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Sekitar 10 mahasiswa Unusa terlihat khusyu melantunkan ayat-ayat suci.
Para mahasiswa pelantun ayat-ayat suci itu tak lain anggota Komunitas Hafidz Quran Unusa. Setiap bulan, setiap hari Jumat legi, mulai pukul 07.00 -10.00, mereka bergantian membaca ayat-ayat suci.
“Kegiatan rutin khotmil Al Quran bertujuan memfasilitas para mahasiswa tahfidz Unusa yang memiliki bekal hafalan agar bisa diamalkan dan dilancarkan kembali. Sebab bagaimanapun, menjaga hafalan lebih sulit dibanding saat menghafalkan dahulu,” kata M Afwan Romdloni, Pembina Komunitas Tahfidz Unusa, Senin (6/1).
Menurut Afwan, kegiatan Hafidz Quran dilakukan di ruang terbuka guna menjaga nuansa Islami di Unusa. Lantunan ayat suci diharapkan bisa didengar oleh segenap civitas akademika Unusa yang sedang berada di sekitar gazebo Gedung Baiturrahman, yang juga difungsikan sebagai mushola.
“Meskipun Unusa merupakan kampus umum, namun nilai religi dan Islami harus selalu menyertai dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Afwan.
Setelah melakukan hafalan Quran, mereka selalu berdoa bersama untuk pendiri yayasan dan seluruh keluarga besar Unusa yang telah mendahului, agar seluruh amalannya diterima Allah SWT.
“Selain itu, berdoa agar niat dan hajat Unusa dilancarkan dan diridhoi oleh Allah SWT, sehingga target menjadi salah satu universitas unggul dan berkualitas dalam menciptakan generasi rahmatan lil alamin bakal dikabulkan,” harapnya.
Kegiatan Komunitas Hafidz Quran sudah rutin digelar sejak setahun terakhir. Selain rutin setiap Jumat legi, mereka selalu tampil dalam berbagai kegiatan keagamaan seperti peringatan Muharram, buka bersama, dan lainnya.
Komunitas Hafidz Quran Unusa kini beranggotakan 20 mahasiswa. Setiap Jumat Legi mereka rutin mengikuti kegiatan secara bergantian yang diikuti 12 mahasiswa.
“Dulu saat mengawalinya sangat susah. Hanya ada 7 mahasiswa yang hafidz atau hafal Quran. Nah, kita ikhtiarkan kegiatan ini untuk menjaga agar hafalan mereka tidak hilang,” kata Firman Efendi, Ketua Hafidz Quran Unusa.
Untunglah, kegiatan Jumat legi mendapat dukungan penuh dari pihak rektorat. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan bisa meninggalkan kuliah dengan surat rekomendasi dosen mata kuliah yang bersangkutan.
Sejak awal Desember 2019, Komunitas Hafidz Quran Unusa mulai membentuk struktur agar lebih terkoordinir. Ada ketua, wakil, sekretaris, juga beberapa seksi.
Persoalan utama yang dihadapi Komunitas Hafidz Quran Unusa adalah jumlah peminat. Banyak mahasiswa yang takut bergabung karena merasa tak bakal bisa menghafal dengan baik. Atau merasa minder dan malu karena sudah lama tidak lagi menghafal Quran.
“Namun kami targetkan harus terus ada regenerasi, agar komunitas ini tetap ada dan selalu menghidupkan nuansa Islami di lingkungan kampus. Minimal harus ada tujuh mahasiswa baru yang bergabung,” katanya.
Salah satu kiat merekrut anggota baru adalah tidak memaksakan hafalan. Hal terpenting adalah mereka mau bergabung terlebih dulu. Pasalnya tujuan komunitas ini juga untuk memberi wadah bagi para hafidz agar tetap bisa menjaga hafalannya.
Kini, salah satu fokus Komunitas Hafidz Quran Unusa adalah mempersiapkan anggotanya untuk lomba MTQ mahasiswa tingkat regional Jatim di UPN Agustus 2020 dan MTQ mahasiswa tingkat nasional tahun depan (2021). Sebelumnya mereka pernah mengikuti kegiatan yang sama di Provinsi Aceh.
“Semoga Komunitas Hafidz Quran Unusa semakin berkembang dan sukses mengikuti lomba pada Oktober mendatang,” kata Firman. (hap/Humas Unusa)