Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berhasil lolos seleksi program Hibah Inovasi Pembelajaran Pendidikan Khusus di Perguruan Tinggi dari Kemenristekdikti. Unusa lolos bersama 27 PTN/PTS seluruh Indonesia sebagaimana tertuang dalam surat Kemenristekdikti no. B/638 /B2.3/PB.03.01/2019.
Wakil Rektor I Unusa Prof Kacung Marijan mengatakan Unusa termasuk universitas inklusi yang memungkinkan untuk menerima mahasiswa berkebutuhan khusus (MBK). Ada satu mahasiswa Unusa dengan latar belakang autis dan satu mahasiswa dengan masalah pendengaran
“Untuk infarming-nya, Unusa sudah menyiapkan infrastruktur yang memungkinkan MBK memiliki akses khusus seperti lift untuk kursi roda. Begitu juga sosialisasi dan ajakan kepada setiap mahasiswa agar memiliki kesadaran untuk saling membantu dan mendukung temannya yang berkebutuhan khusus. Dan itu akan dilakukan lebih massif lagi seperti kegiatan yang digelar hari ini,” kata Prof Kacung dalam ‘Sosialisasi Bimtek Inovasi Pembelajaran Pendidikan Khusus di Perguruan Tinggi’ di Kafe Fastron, lantai 3 Tower Unusa, Kampus B, Jemursari Surabaya, Rabu (4/9).
Menurutnya mahasiswa harus menyadari bahwa mahasiswa berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan belajar bersama. Dengan begitu diharapkan MBK bisa memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap yang serupa dengan non-MBK selama proses belajar.
Terkait materi pembelajaran, Prof Kacung menuturkan materi yang diberikan kepada MBK maupun non-MBK adalah sama. Yang berbeda adalah instrumennya dan metode penyampaiannya, tergantung jenis kebutuhan khusus. Dengan begitu diharapkan hasi belajarnya (output-nya) dan kompetensinya sama.
“Saya harap dengan adanya Inovasi Pembelajaran Khusus ini, Unusa semakin baik dalam memberikan fasilitas pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus maupun disabilitas” tuturnya.
Ia juga menambahkan dengan diraihnya hibah Inovasi Pembelajaran khusus ini, Sivitas Akademika Unusa berharap dapat memasuki 100 Universitas terbaik di Indonesia.
“Kita tidak boleh pesimis. Tahun ini kita berada diurutan 146 Universitas terbaik di Indonesia. Dengan diraihnya hibah ini, kami semua berharap tahun depan Unusa dapat berada diposisi 100 besar. Tentunya juga dengan meningkatkan prestasi mahasiswa dan dosen” tambahnya.
Sementara itu Tim Pengusul Program Hibah Inovasi Pembelajaran Pendidikan Khusus di Perguruan Tinggi ini diketuai Tiyas Saputri SS MPd dengan delapan anggota tim/ Yakni Tatik Muflihah M Pd, Edi Pujo Basuki MPd, Mujad Didien Afandi SS MPd, Novi Rahmania Aquariza S PdI MPd, Nailul Authar SS MPd, Rudi Umar Susanto MPd, Machmudah MPsi, Nurul Kamariyah Skep Ns MKes.
“Setelah lolos seleksi kami diberi bimbingan teknis tentang penerapan program tersebut berupa pembuatan dua video pembelajaran, dua model inovasi, dua jurnal dan laporan,” kata Tiyas Saputri SS MPd yang mengikuti bimtek di Jakarta bersama Tatik Muflihah MPd.
Tiyas yang juga Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris PBI) mengatakan nantinya penerapan program inovasi pembelajaran pendidikan khusus ini melibatkan dua mata kuliah yakni Microteaching dan Pronunciation Phonetics. Dan, menghasilkan dua model inovasi pembelajaran yakni Interactive Video Recording Method (IVRM) dan Interactive e-Sorogan Learning Method (IeSLM))
“Pada video pembelajaran microteaching dilakukan perekaman kegiatan mahasiswa berkebutuhan khusus saat mengajar disaksikan teman lainnya. Dari interaksi yang terjadi pada kelompok belajar tersebut akan dilakukan review dan pelaporan,” kata Tiyas. (hap/nrl/Humas Unusa)