Surabaya – Himpunan Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya menyelenggarakan seminar bisnis bertajuk membangun sikap entrepreneurship di era disruptif abad 21 guna merespon perkembangan industri yang cukup signifikan akhir-akhir ini. Acara yang diselenggarakan pada rabu (21/11) ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari pelbagai jurusan.
Dekan FEB Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya juga terlihat menghadiri seminar entrepreneur tersebut. Ia berpendapat jika seminar seperti ini harus sering diadakan, agara mahasiswa mampu menghadapi tantangan di abad 21. “Sekarang ini kan udah zaaman 4.0 dimana artinya bisa jadi kondisi ekonomi kita tidak menentu, kita harus beri mereka pengetahuan yang bisa di buat bekal untuk hari esok. Karena kalo gak gitu mereka akan ketinggalan jauh,” ucapnya pada reporter unusa.ac.id. “Pembekalan memang harus terus dilakukan, agar bisa memunculkan inovasi, dan menginspirasi agar mereka tidak menjadi masyarakat yang termarjinalkan,”
Seminar entrepreneur ini merupakan respon dari HIMA Prodi PGSD yang melihat bahwasanya industri Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang amat pesat. Disamping karena kemajuan teknologi, kreatifitas SDM Indonesia juga ikut diadu. Dra. Hj. Rahmi Aprilawati, MM. Ddidapuk menjadi pembicara seminar, yang digelar di kampus A Unusa pagi tadi. Direktur CV Wardhana ini menyampaikan materi dengan sangat lugas dan tidak membosankan. Selipan humor yang ia lontarkan mampu menyihir para peserta seminar agar tidak bosan.
Saat ditanya perihal perbedaan peserta seminar di Unusa dengan di kampus lain, Dra. Hj. Rahmi Aprilawati, MM. mengungkapkan bahwa animo unusa cukup membuatnya heran. “biasanya jika saya mengajar di kelas umum, pesertanya semester akhir- akhir, tapi kalo disini dari semester 1-3 udah mau mengikuti. Otomatis semangatnya juga beda. Mereka ini ingin maju, mereka ingin diberi masukan untuk mengembangkan diri, animo mereka sudah bagus, mereka ingin tau apa yang disampaikan oleh pemateri,” katanya menuturkan. Bunda Rahmi begitu ia akrab dipanggil, lebih memberatkan materi pada pemanfaatan teknologi dan media sosial dalam dunia entrepreneur. “Sesuai dengan judulnya, membangun sikap di era disruptif, semakin kesini teknologi makin maju, jadi kalo bukan kita yang mulai, siapa lagi? Dan kapan lagi?. Paling tidak mulai sekarang mereka punya keinginan, mereka harus jadi mahasiswa yang luar biasa, harus punya kelebihan dari yang lain, dan bisa bersaing di era digitalisasi ini,,” katanya mengimbuhkan.
Vina Kurnia Sari, mahasiswa S1 PGSD salah satu peserta seminar mengaku, bahwa seminar tadi cukup membangun motivasi berbisnisnya yang sudah lama terlupakan. “Sebenernya dari dulu udah punya usaha online, tapi karena kendala waktu yang terbentur dengan perkuliahan, jadi sempet terbengkalai. Tapi karena ada seminar ini, jadi termotivasi lagi untuk berbisnis, dan mulai mikirin untuk memperbaiki manajemen waktu biar bisa sama-sama jalan,” katanya menjelaskan. Hal ini pun sejalan dengan tujuan seminar diadakan. Muhammad Tantowi YS, selaku ketua panitia menceritakan bahwa tujuan acara ini selain membagi ilmu dengan para peserta, peserta juga diharapkan termotivasi untuk memulai bisnis. “Harapan kita menyelenggarakan seminar ini supaya peserta bisa memulai bisnis, dan jika sudah memulai, semoga bisnis mereka bisa berkembang lebih besar lagi sesuai dengan target-target yang mereka inginkan,” katanya membenarkan. Perubahan zaman acap kali memaksa manusia agar terus berevolusi. Jika tidak, maka akan semakin sempit kesempatan kita untuk maju. (rere/humas)