Dosen Unusa Dapat Hibah Pembelajaran Inovatif Pancasila

Surabaya – Pembelajaran Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia kini mulai digalakkan lagi. Begitu pentingnya pembelajaran ini membuat pemerintah mewajibkan semua lembaga pendidikan menjadikannya pelajaran wajib.

Namun terkadang pelajaran ini sangat membosankan bagi anak didik. Karena hanya dilakukan secara monoton tanpa adanya perubahan mengikuti kemajuan zaman. Karenanya inovasi pembelajaran Pancasila mutlak harus dilakukan. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) pun meminta perguruan tinggi untuk membuat program pembelajaran Pancasila ini bisa menarik.

Dan kementerian yang dipimpin Mohammad Nasir itu pun memberikan hibah kepada lembaga pendidikan tinggi yang bisa membuat inovasi pembelajaran Pancasila ini. Salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan hibah itu adalah Universitad Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

Dua dosen Unusa dari program studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) R. Mustofa dan Akhwani mendapatkan hibah Kemristekdikti untuk program Pembelajaran Inovatif Pendidikan Pancasila.

Unusa menjadi pemenang hibah dari 17 perguruan tinggi yang dipilih. Dengan tema Pembelajaran Pancasila Berbasis e-Sorogan dan e-Bandongan. “Kita ambil tema itu karena e-sorogan adalah ciri khas Unusa sehingga mahasiswa Unusa sudah familier dengan ini. Selain itu e-Bandongan juga dekat dengan pesantren dan Unusa basisnya Pesantren,” kata Mustofa.

Dikatakan Mustofa, nantinya dia dan Akhwani akan membuat website. Website itu berisi pembelajaran Pancasila sesuai dengan modul yang ada sehingga bisa diakses semua mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa Unusa tapi mahasiswa dari kampus lain. Selain itu Mustofa mengaku juga akan membuat modul-modul pembelajaran Pancasila ini dengan metode I Care. I Care ini adalah singkatan dari Introduction, Connection, Application, Reflexion dan Extention. “Intinya dengan pendekatan itu mahasiswa bisa lebih menyukai pembelajaran Pancasila ini. Karena bagaimanapun ini penting untuk kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandasnya.

Mustofa menyadari bahwa pembelajaran Pancasila selama ini sangat monoton. Mahasiswa hanya diceramahi tentang sila-sila yang ada. Sehingga model seperti itu sangat tidak cocok untuk diterapkan di zaman modern dan digitalisasi saat ini. “Karenanya di modul-modul itu nantinya akan membebaskan mahasiswa dalam.mengeksplor pembelajaran Pancasila. Pokoknya pembelajaran ini akan membuat mahasiswa lebih aktif dengan berbagai macam alat peraga pembelajaran,” tandas Mustofa.

Tidak hanya itu, dikatakan Mustofa seluruh pembelajaran di kelas juga akan divideokan sehingga nantinya bisa diakses berulang oleh mahasiswa melalui website yang dalam waktu dekat akan dibuat.

“Dengan cara ini kami yakin pembelajaran Pancasila akan sangat menyenangkan dan mengena untuk mahasiswa ke depannya,” tukasnya. (Humas Unusa)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *