Surabaya – Untuk ketiga kalinya Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendapatkan dana hibah tracer study dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Ini merupakan sebuah prestasi dan kebanggaan bagi Unusa karena dianggap mampu menjalankan program penelusuran alumni dengan baik.
Kepala Unusa Career Center (UCC), Umdatus Saleha mengatakan dia sendiri tidak mengetahui alasan pasti Kemristekdikti memberikan lagi dana hibah tracer study ini. Diakui Umdatus, Unusa menjalankan program dengan sebaik-baiknya. Karena dana hibah yang diberikan itu harus ada pertanggungjawabannya. “Kita laporkan sesuai dengan hasil yang kita lakukan,” jelas Umdatus, Selasa (22/5).
Umdatus yang juga menjabat sebagai Direktur Akademik dan Kemahasiswaan ini mengakui pada tahun pertama response rate mencapai 60,4 persen. Pada tahun kedua atau 2017 response rate sebesar 75 persen.
“Dari tahun sebelumnya memang mengalami peningkatan yang signifikan. Mungkin itu yang membuat Kemristekdikti percaya kepada kami lagi,” tambah Umdatus.
Dengan hibah ketiga ini, Umdatus menegaskan kinerja harus lebih baik dibandingkan sebelumnya. Tahun ini target response rate harus di atas 80 persen. Bahkan harus bisa mencapai 90 persen. Karenanya ada banyak program yang akan dilakukan agar tanggapan para lulusan itu bisa membaik sehingga program ini bisa berjalan sesuai harapan.
Di antara adalah Unusa Career Center (UCC) di mana tracer study ini berada di dalamnya akan melakukan banyak kegiatan. Di antaranya adalah seminar, campus recruitments, informasi lowongan kerja dan sebagainya.
Dengan begitu, diharapkan para lulusan bisa menjadi lebih responsif terhadap almamaternya dengan mengisi data mereka di laman resmi UCC yang ada di website resmi Unusa Cybergate. Selain itu, Unusa juga mencoba untuk berbenah. Salah satunya dalam pemberian layanan kepada alumni.
“Misalnya hal sederhana yakni legalisir ijazah. Unusa memberikan layanan satu hari selesai atau one day service. Kasarannya, Unusa ngopeni lulusan dan lulusan akan peduli pada almamaternya,” tandas Umdatus.
Tapi selain itu, di program tracer study kali ini dikatakan Umdatus Unusa juga tidak hanya fokus pada lulusan. Namun juga akan fokus pada responsif para stake holders. Dalam hal ini, Unusa akan lebih aktif untuk meminta respon stake holders di mana para lulusan bekerja.
Dalam hal ini, Unusa sudah menyiapkan daftar pertanyaan di laman resmi UCC yang bisa diisi para stake holders tentang lulusan Unusa yang bekerja di tempat stake holders tersebut. Langkah ini kata Umdatus penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas lulusan Unusa ketiksa sudah masuk ke dunia kerja. Unusa ingin mengetahui feedback dari para stake holders ketika memperkerjakan lulusan Unusa.
“Misalnya dalam hal komunikasi, lulusan Unusa bagaimana. Apakah komunikasinya kurang atau bagaimana,” ungkapnya.
Respon dari stake holders ini akan memperbaiki kualitas pendidikan di Unusa ke depannya.Sehingga benar-benar lulusan Unusa ini berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja. (humas)