Surabaya – Mengawali kegiatan tahun 2018, Kedeputian Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI yang dipimpin oleh drg. Elia Rosalina Sunityo, MARS, MM, melakukan dialog dan diskusi secara langsung dengan Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Pembantu Dekan, Kepala Prodi dan Para Dosen di Universitas Nahdatul Ulama Surabaya (UNUSA) tentang kesiapan perawat dan bidan UNUSA pada acara Workshop Kiat-kiat Meningkatkan Kualitas dan Kompetensi Lulusan UNUSA Bidang Kesehatan untuk bekerja keluar negeri.
Rektor UNUSA, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., dalam sambutannya menyampaikan bahwa BNP2TKI dapat memberikan masukan dan arahan untuk program studi ilmu-ilmu kesehatan, agar dapat menghasilkan lulusan yang sesuai kebutuhan industri kesehatan di luar negeri.
“Selama ini UNUSA telah berhasil menempatkan perawat dan bidan lulusan UNUSA bekerja ke Jepang. Pada tahun 2017 melalui program Upgrading skill BNP2TKI, perawat dan bidan lulusan UNUSA telah berhasil diterima bekerja di negara Kuwait dan Qatar, dimana para perawat dan bidan lulusan program sarjana UNUSA tersebut, sebelumnya telah lulus ujian kompetensi Prometrik yaitu ujian sertifikasi profesi di negara tujuan penempatan,” ungkap Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. Senin (15/1).
Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, drg. Elia Rosalina Sunityo, MARS, MM, dalam acara tersebut menyampaikan, bahwa BNP2TKI setiap tahunnya mendapatkan peluang kerja diluar negeri untuk tenaga kesehatan di negara Timur Tengah (Saudi Arabia, Kuwait, Qatar), Asia Pacific (Jepang, Taiwan) dan Australia, dengan berbagai macam skema penempatan. Lebih lanjut Elia menjelaskan, bahwa tenaga kesehatan bila akan bekerja ke luar negeri, harus lulus uji registered nurse (RN) di negara tersebut. Untuk negara Timur Tengah, harus lulus uji prometric atau mendapat gelar profesi sebagai registered nurse.
Pada acara workshop tersebut, dicapai kesepakatan bahwa UNUSA dan Rumah Sakit Islam Jemursari SIAP bekerjasama dengan BNP2TKI dalam penyiapan tenaga kesehatan untuk bekerja keluar negeri, baik ke Timur Tengah maupun Asia Pasifik, sebagai Institusi Inkubator penghasil supply (perawat dan bidan) Internasional serta sebagai Hospital Inkubator Internasional.
Dialog dan diskusi ditutup oleh rektor UNUSA, yang berharap agar kesepakatan yang telah dicapai tersebut, dapat segera diwujudkan dan segera dapat dimulai pada tahun 2018 ini, melalui Program Institusi Inkubator dan Program Upgrading Skill. (yoga/humas Unusa)