Surabaya – Universitas Nahdaltul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan bedah buku Api Sejarah dengan tema resolusi jihad dan spirit kepahlawanan. Kegiatan berlangsung di Kafe Fastron Lantai 3 Tower Unusa, kampus B Jemursari Surabaya.
Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, Penulis Buku Best Seller Api Sejarah menuturkan bahwa Islam punya peran yang penting bahkan sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Di berbagai buku referensi masih minim mengungkapkan sejarah secara detail. Dalam buku ini, banyak mengangkat cerita perjuangan umat islam dan perannya yang besar dalam usaha meraih kemerdekaan Indonesia. Peran para ulama, juga pesantren dan santrinya. Peran dari banyak beberapa pergerakan islam di Indonesia yang masih terdengar asing dalam pengetahuan sejarah masyarakat Indonesia.
“Sejarah memang tidak dapat kita ketahui dengan pasti dan runtut, beberapa ahli sejarawan menuliskan sejarah yang mereka ketahui dengan versi berbeda-beda namun intinya sama, atau menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan maksud yang sama. Kita boleh tidak percaya pada sejarah bilamana tidak terdapat bukti yang nyata atau real,” jelasnya saat memaparkan materi, Rabu (15/11).
Dia melanjutkan, pengaruh Islam dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sangat besar. Salah satu bagian dalam buku ini menjelaskan, Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia, Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia, Peran Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat, Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional.
“Di Buku ini, Kita akan diajak untuk menelusuri jejak awal lahirnya Islam yang dibawa oleh Baginda Rasulullah SAW. Saya menuliskan sejarah Islam pada Zaman Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah, Fatimiyah, Turki dan Dinasti Genghis dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam di Indonesia,” tutur Guru Besar Sejarah Universitas Padjajaran Bandung.
Dr. (H.C.) Ir. KH. Salahuddin Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang mengungkapkan, Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional (1900-1942) sangat jelas. Di dalam salah satu bagian buku ini, telah dimulai dengan munculnya organisasi pertama yang mempelopori perjuangan kemerdekaan, yaitu Serikat Islam yang dipimpin Oemar Said Tjokroaminoto.
“Jika dilihat secara detail, dalam bagian buku tersebut. Belanda terlalu khawatir, makanya dibentuklah organisasi tandinganya Budi Utomo, Budi Utomo ini organisasi yang eksklusif khusus buat Priyayi saja. Oleh karena itu, Budi Utomo tidak lebih merakyat dibandingkan Serikat Islam. Selain Serikat Islam ada juga Serikat Ulama, Muhammadiyah, NU dan lain-lain,” tuturnya.
Wakil Rektor 1 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Prof. Kacung Marijan, Ph.D menjelaskan bahwa buku yang ketebalannya mencapai 584 halaman ini boleh dibilang sangat antusias untuk memaparkan sejarah Islam Indonesia dari kemunculannya hingga tahun 1950. Fakta-fakta lainnya dalam buku ini jarang ditemukan dalam buku-buku sejarah Islam Indonesia sehingga buku ini sangat layak untuk ditelaah lebih jauh. “Referensi yang dipakai sang penulis dalam menggunakan argumentasinya memaksa kita untuk berpikir dua kali untuk membantahnya. Karena bukti-buktinya telah jelas dan faktual,” jelasnya. (Humas Unusa)