Angkat Persoalan Gangguan Jiwa Mahasiswa Unusa Lolos ke PIMNAS

Surabaya – Karya Lima mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berhasil lolos untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang akan berlangsung di Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI Makassar), 23-28 Agustus 2017.

Kelima mahasiswa berasal dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, masing-masing Alfi Nur Hanifah, Thariqatul Jannah, Shobibatur Rohmah, Diana Safitri dan Annisatul Arum Pridasari.

Mengangkat persoalan gangguan jiwa yang jumlahnya terus bertambah di masyarakat seperti fenomena gunung es, kelima mahasiswa Unusa ini mengusulkan untuk membentuk kader kesehatan jiwa dengan mengambil lokasi di kelurahan Wonokromo.

“Data yang kami peroleh di lokasi yang menjadi target pembentukan kader jumlah penderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tiap tahun meningkat. Tahun 2016 ada 24 kasus, namun sampai pertengahan 2017 sudah ada 37 kasus mulai ringan sampai berat. Itu yang terdata di Puskesmas,” kata Alfi Nur Hanifah, mahasiswa Fakultas Kebidanan dan Keperawatan, semester enam, selaku ketua tim.

Menurut rekan satu tim Alfi, Annisatul Arum Pridasari, kesehatan jiwa nampaknya masih diabaikan di masyarakat, sehingga jumlah penderita bagaikan fenomena gunung es. Beruntung, ada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga masyarakat mulai berani memeriksakan keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Itupun masih diprediksi hanya sebagian saja.

“Jadi jumlahnya dari tahun ke tahun terus bertambah. Karena itu kami mengusulkan perlu dibentuk kader kesehatan jiwa (Karsewa) di tengah-tengah masyarakat, agar masyarakat tidak ragu dan merasa malu untuk membawa keluarganya yang menderita ODGJ ke Puskesmas,” kata Arum mahasiswi semester dua Keperawatan ini.

Dijelaskan Alfi,  usulan pembentukan kader itu pun kemudian mereka ajukan untuk Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMPM) ke Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). “Di Kementerian Proposal kami lolos untuk menerima hibah sebasar Rp 10 juta, lalu dilakukan monev dan dinyatakan lolos untuk ikut PIMNAS,” katanya.

Dalam realisasi di lapangan, kata Alfi menambahkan, gayung pun bersambut, Kepala Puskesmas Wonokromo, dr Era Kartikawati, menerima mereka, mengingat program yang diajukan menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kota Surabaya.

“Kami sadar kami tidak memiliki banyak tangan. Peran kader, masyarakat setempat untuk mengatasi masalah gangguan jiwa ini sangat diperlukan. Karenanya ketika mahasiswa Unusa ini menyodorkan program pembentukan Kader Kesehatan Jiwa (Karsewa), kami sambut dengan kedua tangan terbuka,” ujar dr Era Kartikawati.

Dibantu pihak Puskesmas Wonokromo, terpilihlah 20 orang kader dari masyarakat sekitar Kelurahan Wonokromo yang diambil dari delapan Rukun Warga (RW). Pertemuan dan pelatihan kader pun dilakukan oleh lima mahasiswa Unusa. Karsewa ini dikukuhkan dan resmi menjadi kader yang akan membantu Puskesmas Wonokromo untuk menyukseskan program Pemkot Surabaya

Dengan telah dikukuhkannya Karsewa, tugas kelima mahasiswa Unusa ini selain memberikan pelatihan juga menyiapkan modul dan liflet sebagai pegangan para kader untuk terjun ke masyarakat. “Kami berharap dengan modul dan liflet ini masyarakat akan makin terbuka untuk melaporkan gejala penderita ODGJ, karena memang bukan penyakit yang meresahkan dan menjadi aib bagi keluarga,” kata Alfi sambil berharap bisa mendapatkan nomor di ajang PIMNAS nanti. (Humas Unusa)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *