Es Krim Jahe Pereda Nyeri Haid Karya Mahasiswa Kebidanan Unusa

SURABAYA 

Bukan hanya mahasiswa Keperawatan yang berprestasi mendapatkan hibah dari Dikti. Empat mahasiswa D3 Kebidanan Unusa, yakni Sonya Ciptaloka, Nadhifatul Mabruroh, Gusti Ayu Permatasari dan Bellanda Kristanti juga berhasil menciptakan sebuah inovasi. Mereka memproduksi sebuah es krim jahe yang bisa meredakan nyeri saat haid.

Es krim yang diberinama Hogice itu berhasil mendapatkan hibah dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) berupa uang tunai untuk penelitian dan pengembangan produk lebih lanjut. “Alhamdulillah, berhasil mendapatkan hibah. Kami berempat mengucapkan terima kasih. Semoga ini akan menjadi bekal kami di masa mendatang,” ujar Sonya, mewakili teman-temannya.

Sebagai mahasiswa kebidanan, keempatnya mengaku seringkali dihadapkan pada keluhan-keluhan yang dialami wanita. Apalagi, mereka juga wanita yang juga mengalami keluhan terutama nyeri saat haid. “Disminorea terkadang sangat menyiksa. Sebagian besar teman mengaku mengalaminya saat haid,” ujar Sonya.

Dari beberapa teman yang mengalami nyeri itu, Sonya dan teman-teman menanyakan bagaimana mereka mengatasinya. Dan rata-rata menjawabnya dengan mengkonsumsi obat antinyeri hingga beristirahat atau tidur.

Namun, menurut keempat mahasiswa itu, kedua cara itu cukup merugikan. Di mana mengkonsumsi obat bisa menimbulkan efek jangka panjang yang kurang bagus serta cara beristirahat akan menganggu produktivitas, padahal ketika haid seharusnya tidak mengganggu jam-jam untuk bekerja. “Akhirnya kami mencari literatur bahan-bahan herbal yang bisa meredakan nyeri haid yang mudah didapat, diolah dan tidak menimbulkan efek samping,” jelasnya.

Akhirnya dari referensi ditemukanlah jahe. Mereka pun tertarik karena selama ini jahe hanya dijadikan salah satu pelengkap bumbu masak serta dijadikan minuman hangat. Namun, dari kandungan jahe yang cukup banyak, sebenarnya jahe bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat lainnya.

Karena jahe diketahui mengandung capsaicin, gingerol dan alpha linolenic acid. Dimana untuk kandungan gingerol bisa menekan prostaglandin (sifatnya menstimulasi kontraksi uterus dan bisa menekan prostaglandin sehingga secara otomatis kontraksi berkurang). Sedangkan alpha  linolenic acid berfungsi sebagai anti perdarahan di luar masa haid. Sementara zat capsaisin berfungsi untuk menghambat keluarnya ensim siklo oksi genase yang berfungsi sebagai pengatur sintesis prostaglandin. “Dengan kandungan itu, kami mulai berpikir, mau dibuat apa jahe ini. Kami berpikir, produk apa yang disukai konsumen di segmen usia produktif. Akhirnya dari saran banyak pihak kami buat es krim,” tambah Sonya.

Sejak saat itu, proposal mereka ajukan untuk mendapatkan hibah melalui program kreativitas mahasiswa (PKM) Kewirausahaan. Dan ternyata dana yang diajukan sebesar Rp 7.500.000 disetujui. Mulailah, proposal yang hanya berbentuk tulisan, mereka aplikasikan. Mereka mulai mencoba-coba resep untuk mengolah es krim jahe. Tiga kali mencoba akhirnya didapat komposisi resep yang pas sehingga sudah layak untuk dijual ke publik.

“Kini, kami bisa memproduksi 150 cup es krim ukuran 150 mililiter yang bisa kami jual selama dua minggu. Biasanya yang beli teman kampus, teman kos bahkan masyarakat di sekitar kos. Alhamdulillah dengan harga jual Rp 7 ribu per cup, kami sudah bisa mendapatkan untung,” jelas Sonya.

Ke depan, Sonya dan teman-temannya ingin produknya ini bisa mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan bahkan hak kekayaan intelektual (HAKI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *