Seminar K13 VS Multiple Intelligence

Surabaya

Mantan Mendikbud yang juga Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional bertema “Kurikulum 2013 Vs Multiple Intelligence” yang digelar Program Studi (Prodi) PG Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Sabtu (10/12).

Hadir bersama Mohammad Nuh, Munif Khatib, pengarang beberapa buku dan juga praktisi pendidikan yang mendalami bidang multiple intelligence.

Sebanyak 200 orang lebih bunda PAUD serta guru dari beberapa daerah di Jatim, turut serta dalam acara tersebut.

Dikatakan Mohammad Nuh, karakteristik kurikulum 2013 adalah untuk mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Selain itu, sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

“Peserta didik dapat pula mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat, serta memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan,” katanya.

Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini kemudian menambahkan, tujuan lain dari Kurikulum 2013 untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.

“Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik,” jelasnya. (Humas Unusa)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *