Dies Natalis ke-3, Unusa Bagi Takjil dan Seribu Sarung

Surabaya:
Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan acara bagi-bagi takjil dan seribu sarung di sepanjang Jl. Pemuda di depan Plasa Surabaya, Sabtu dan Minggu (18-19/6) sore. Acara ini begitu meriah karena berbarengan malam puncak pengumuman pemenang lomba yang diadakan Unusa dalam rangka Dies Natalis ke-3 di ajang pameran yang di gelar di Parkir Timur Plasa Surabaya. Ikut pula membagikan takjil dan sarung, Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie beserta jajarannya dan seluruh mahasiswa Unusa.

Achmad Jazidie menjelaskan, tahun ini Dies Natalis Unusa mengambil tema bersyukur dan menebar hikmah. Salah satu bentuk konkret adalah mengajak civitas akademika Unusa untuk berbagi bersama kepada masyarakat sekitar. Hal ini dapat memberikan edukasi kepada seluruh civitas akademika Unusa agar selalu bersyukur dan selalu berbagi atas segala sesuatu yang kita miliki. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-3 Unusa dan bertepatan dengan Ramadan 1437 Hijriyah.

“Hidup ini akan terasa indah jika kita dapat berbagi dengan sesama. Rasakanlah betapa nikmatnya jika kita bisa berbagi kebahagiaan dengan yang lain. Unusa hadir untuk memberikan kebahagiaan kepada sesama, apalagi ini hari jadinya Unusa dan bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Sebuah pepatah mengatakan, Janganlah kebahagiaan itu hanya kita nikmati seorang, karena itu semua menyebabkan kebahagiaan kita akan cepat sirna. Berbagilah, maka hidup ini akan terasa lebih nikmat. Semoga Unusa ke depannya selalu dapat berbagi kepada sesama,” ungkap Guru Besar ITS ini.

Lanjutnya, bagilah kebahagiaan kita kepada sesama walapun itu hanya sedikit. Janganlah kita lihat nilai dari apa yang kita berikan, tapi lihatlah ketulusan dan keikhlasan kita dalam memberi. Sebuah Takjil yang harganya tidak seberapa bagi kita mungkin tidak memiliki arti apa-apa. Namun bagi mereka yang tidak seberuntung kita, sebuah menu takjil yang kita bagikan merupakan anugerah yang tiada tara, karena dapat menyegerakan berbuka puasa. Tanpa mencari menu berbuka puasa di jalan,” tambanya.

Abdul Basit, seorang yang berprofesi sebagai pengayuh becak ini menuturkan, dia sangat senang dengan adanya bagi-bagi takjil yang diadakan Unusa. Kami sebagai masyarakat kurang mampu, sangat terbantu dengan adanya acara semacam ini. Uang yang seharunya kami belikan untuk menu takjil dapat kita bawa pulang untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari. “Semoga Unusa selalu menebar hikmah dan selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Kalau bisa acara bagi-bagi takjil semacam ini, dapat diadakan selama sebulan penuh terlebih diikuti oleh Universitas-universitas lainnya, itu harapan kami,” ungkap Tukang Becak yang mangkal di sekitar Monumen Kapan Selam Surabaya ini. (Humas Unusa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *