Refleksi Akhir Tahun 2015 & Sketsa Tahun 2016 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya 22 Desember 2015

Dalam konteks globalisasi ekonomi, secara de facto kawasan Ekonomi ASEAN memiliki nilai strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Asia mengingat Asia memiliki luas wilayah terbesar dunia, yakni 30 % dari total daratan dunia ( sekitar 44 juta KM2), dan jumlah penduduk terbesar, yaitu 4 miliar. Posisi Indonesia pada silang antar benua dan antar samudera merupakan keunggulan sebagai daerah transit perdagangan dunia. Keunggulan ini yang mempertimbangkan posisi strategis baik secara geografis maupun geopolitik yang memang sangat beragam di Indonesia. Kondisi yang sangat beragam antar wilayah dan daerah di Indonesia memberikan keunggulan baik dalam sumber daya alam, potensi pasar dan sumber daya manusia.

Sinergi untuk mempercepat transformasi perekonomian Indonesia sangat penting untuk diwujudkan. Transformasi tersebut sangat diperlukan untuk mengubah wajah Indonesia dari negar yang berorientasi konsumsi menjadi Negara produsen, dari Negara importir menjadi negara eksportir, dan dari Negara yang berbasis sumber daya alam menjadi Negara pengolah yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. Transformasi ini tidak hanya membuat Indonesia menjadi lebih berdaya tahan dan berdaya saing, tetapi juga  menjadi lebih berdikari untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa yakni “Indonesia yang maju dan sejahtera”

Pemilihan kebijakan ekonomi yang tepat sangat dibutuhkan untuk mejaga perekonomian agar dapat stabil, mencapai alokasi sumber daya yang efisien, dan terciptanya distribusi pendapatan yang lebih merata. Berbagai kondisi tersebut akan meminimalisasi terjadinya ketidakpastian dalam perekonomian yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara agregat. Salah satu kondisi yang berbeda di era globalisasi ini (disbanding era sebelumnya) ialah bahwa kondisi perekonomian suatu Negara tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang terjadi Negara lain.

Pada saat AEC/MEA diberlakukan akan lebih banyak tenaga kerja yang saling berkompetisi merebut lapangan kerja di antara negara ASEAN, terutama tenaga kerja lokal di negara itu sendiri. Tentu bagi tenaga kerja yang memiliki kompetisi kerja tinggi, akan mempunyai kesempatan lebih luas dalam mendapatkan keuntungan ekonomi dengan adanya AEC. Kualitas SDM harus ditingkatkan untuk mencegah banjirnya tenaga kerja terampil dari luar.

Sehingga dapat disadari, bahwa pendidikan khususnya pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung pembentukan AEC dan dalam mempersiapkan masyarakat Indonesia untuk menghadapi integrasi regional. SDM Indonesia di nilai belum sepenuhnya siap menghadapi Asean Economic Community, sehingga SDM Indonesia harus di asah dan di perkuat melalui keterampilan. Dikarenakan, tenaga kerja terlatih jauh lebih utama dibandingkan dengan tenaga kerja terdidik. SDM terdidik tanpa disertai dengan kompetisi yang memadai dapat dikalahkan oleh tenaga kerja yang terampil dan terlatih.

Saat ini lembaga pendidikan tinggi didorong untuk dapat menghasilkan lulusan berkualitas Internasional yang dilengkapi dengan keterampilan profesional, keterampilan bahasa dan keterampilan antar budaya. Liberalisasi perdagangan jasa pendidikan merupakan kesempatan bagi lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk menyambut mahasiswa asing terutama dari negara-negara anggota ASEAN. Sehingga diharapkan dapat tercipta SDM yang terdidik dengan keterampilan yang terlatih. Dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota AEC 2015, akan banyak perubahan yang dialami Indonesia. Indonesia bisa menjadi negara yang besar dan mampu menjadi “Man Of The Match”atau bahkan bisa menjadi semakin terpuruk karena kalah saing sebagai efek dari zaman ini.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) turut berperan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, diharapkan UNUSA dapat melahirkan Sarjana yang tidak hanya terdidik namun juga terlatih. Sebagian program kerja Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) melalui kegiatan Seminar Nasional yang mengambil tema “Refleksi Akhir Tahun 2015 dan Sketsa Tahun 2016”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Selasa dua puluh dua desember 2015, mulai  pukul sembilan pagi Di Hotel Bumi Surabaya jl. Jendral Basuki Rahmat 106-128 Surabaya.Narasumber : Dr. Ichsanuddin Noorsy, B.Sc., SH., M.Si. (Pengamat Ekonomi), Drs. Ahmad Fauzie Darwis, MM. (Dirut AJB Bumiputera 1912), dan Prof. Firmanzah Ph.D (Rektor Universitas Paramadina Jakarta). Moderator oleh Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. (Rektor UNUSA). Pendaftaran hingga 20 Desember 2015. Fasilitas : seminar kit, sertifikat, lunch dan doorprize.

UNUSA mempersiapkan generasi rahmatan lil`alamin…

Materi seminar dapat di download di https://unusa.ac.id/semnas

 

#M. Ghofirin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *