Surabaya – Badan Wakaf Indonesia (BWI) melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk mengembangkan dan memajukan perwakafan di Indonesia utamanya memajukan perekonomian, pendidikan serta kualitas hidup dari masyarakat Indonesia melalui wakaf. Penadatanganan ini dilakukan secara digital, Kamis (1/7).
Penandatanganan dibarengi dengan Launcing E-Services Nazhir yang dilakukan BWI. Pendatanganan MoU dilakukan oleh Ketua Badan Pelaksana BWI Prof. Dr. Ir. Moh Nuh, DEA dengan Rektor Unusa Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.
Dalam sambutannya, Jazidie mengakui jika kerjasama dengan BWI menjadi tantangan tersendiri bagi Unusa dalam mempelajari perwakafan dan melakukan edukasi wakaf kepada masyarakat luas. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen serta mahasiswa, Unusa siap untuk mengedukasi serta mensosialisasikan wakaf.
Jazidie menjelaskan, kultur masyarakat Indonesia yang senang membantu, peduli dengan sesama, akan menjadi lebih baik. Adanya E-Sevices Nazhir juga membuat masyarakat bisa menjadi Nazhir dengan mudah, sehingga implementasi wakaf akan lebih baik pula disamping Nazhir lebih bisa dipercaya,” ungkapnya.
Sementara Ketua Badan Pelaksana BWI, M. Nuh menjelaskan, perkembangan teknologi digital menjadi salah satu alasan BWI meluncurkan E-Services Nazhir. Ini untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dalam pengelolaan wakaf uang. “Dengan nazhir yang dapat dipercaya membuat masyarakat semakin trust dalam pengelolaan wakaf uang,” katanya.
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Periode 2009 – 2014 ini menjelaskan, jika nazhir dipercaya maka wakif pun akan merasa aman dalam mewakafkan uangnya. “Karena akan dikelola dengan baik oleh nazhir,” jelas Nuh. (sar humas)