Surabaya – Mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mempersiapkan program belajar mayor-minor. Program ini akan diberlakukan di Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEB-TD) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unusa. Melalui program ini, mahasiswa bisa mengikuti atau mengambil mata kuliah yang ada di program studi lain. Sebagai informasi, FEB-TD adalah penggabungan dua fakultas sebelumnya, dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Teknik.
Wakil Rektor I Unusa, Prof. Kacung Marijan PhD menjelaskan, program belajar mayor-minor adalah bagian untuk mendukung program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam penerapan MBKM. Dalam program ini, mahasiswa non kesehatan, misalnya, bisa mempelajari mata kuliah dari program studi lain. “Mahasiswa bisa mengambil program mayor-minor, sejak semester 3,” kata Kacung Marijan, Jumat (7/5).
Dalam mengikuti program mayor-minor, mahasiswa tidak dibedakan ketika mengikuti mata kuliah minor yang dipilih. Mahasiswa tetap dalam satu kelas yang sama dengan mahasiswa lain.
“Jadi mahasiswa prodi Akuntansi yang mengikuti mata kuliah prodi Sistem Informasi, akan dijadikan satu dengan mahasiswa sistem informasi tersebut,” jelas ayah tiga anak ini.
Menurut pria kelahiran Lamongan, 25 Maret 1964, program ini akan ditawarkan ke mahasiswa yang ingin mempelajari mata kuliah program studi lain, khususnya di lingkungan FKIP dan FEB-TD, “Misalnya, mahasiswa Akuntansi ingin mempelajari mata kuliah atau kompetensi yang ada pada Sistem Informasi itu bisa dilakukan,” jelasnya.
Program mayor-minor ini memiliki sifat tidak wajib untuk diambil oleh mahasiswa. Jika mahasiswa tidak ingin mengambil program tidak masalah. “Jadi mereka akan menekuni atau memiliki keahlian mayor saja, tanpa adanya keahlian minor atau mata kuliah di program studi lain,” beber Kacung.
Kacung Marijan menambahkan, mahasiswa yang ikut program ini bisa mengikuti mata kuliah (minor) mulai tingkatan dasar hingga membuat mahasiswa ini bisa dikatakan mahir dalam kompetensi minor tersebut. “Jadi mahasiswa ini harus serius dalam menekuni kompetensi minornya lebih terstruktur, dan kompetensi mayornya tetap mahir,” jelas pria lulusan S-3 di Australian National University.
Pada tahap pertama penerapan program belajar mayor-minor akan diterapkan pada FEB-TD dan FKIP, berikutnya secara bertahap akan dilakukan pada semua fakultas.
Dekan FEB-TD Unusa, Dr. Ubaidillah Zuhdi, S.T, M.Eng., M.S.M. menjelaskan, program mayor-minor ini akan diterapkan di FEB-TD dan FKIP Unusa. Hal ini sebagai salah satu pengembangan program MBKM. “Di era digitalisasi saat ini prodi bisa lebih mengembangkan kompetensi peserta didik, sehingga mahasiswa dari akuntansi bisa memahami mata kuliah dari sistem informasi,” ucapnya.
Pria yang akrab disapa Ubay menjelaskan, jika program mayor minor ini membuat mahasiswa faham tidak hanya pada kompetensi dari mayor saja, tapi juga faham dengan kompetensi minornya. “Jadi contohnya mahasiswa akuntasi akan faham dengan pelajaran dari prodi Sistem Informasi atau bahkan manajemen,” ucapnya.
Program mayor-minor ini akan diterapkan pada mahasiswa dari FEB-TD. Hal ini dikarenakan FEB-TD mengedepankan ekonomi digital seperti saat ini yang mulai berkembang. “Pada era globalisasi saat ini, kami terus mengembangkan prodi FEB-TD ini mengarah ke digitalisasi,” imbuh Ubay.
Ubay berharap selain memiliki kompetensi mayor mahasiswa juga bisa menguasai kompetensi lain, kompetensi minor. “Harapan kami mahasiswa Unusa memiliki daya saing lebih karena memiliki keahlian tidak hanya satu bidang saja,” katanya. (Humas, 7 Mei 2021)