Surabaya – Dua dosen Program Studi (Prodi) S1 Kesehatan Masyarakat Unusa yakni, Satriya Wijaya, S.KM., M.Kes. dan Yauwan Tobing Lukiyono, S.S.T., M.T mengajak para guru SDN Pacar Kembang 1 Surabaya untuk membuat minuman herbal yang terbuat dari serai, jahe, daun pandan dan beberapa bahan herbal lainnya.
Ajakan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 di dunia pendidikan, salah satunya SDN Pacar Kembang 1 Surabaya. Guru serta wali murid turut ikut dalam pembuatan minuman herbal yang dilakukan dosen serta beberapa mahasiswa Kesmas Unusa.
Salah satu dosen Kesehatan Masyarakat, Satriya Wijaya, S.KM., M.Kes. menjelaskan, pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat khususnya guru SDN Pacar Kembang 1 Surabaya. Para guru ini dibekali keterampilan untuk membuat minuman herbal yang mudah dibuat.
“Bahan-bahannya mudah didapatkan di pasar, jadi bisa dibuat oleh keluarga guru atau wali murid,” ujar Satriya, Sabtu (17/4).
Satriya menjelaskan, minuman herbal ini bisa meningkatkan imun tubuh, salah satunya sebagai mencegah tertularnya virus corona yang sampai saat ini masih merebak di Indonesia. “Bahan herbal memang biasa digunakan untuk minuman menguatkan daya tahan tubuh,” jelasnya.
Cara pembuatan minuman ini, pertama bersihkan jahe dengan mengupas kulit luarnya, lalu bersihkan serai hingga bersih.
Geprek jahe dan serai hingga memar, lalu masukan semua bahan ke dalam panci, rebus semua bahan hingga mendidih, harum, dan berwarna kecokelatan. “Setelah itu saring wedang serai hingga bersih, tuangkan ke dalam gelas saji,
wedang serai siap untuk dihidangkan,” jelas Satriya.
Bahan keduanya ini memang bikin menghangatkan tubuh. “Jadi enak dikonsumsi saat hujan maupun cuaca yang tidak menentu,” ungkapnya.
Salah satu guru SDN Pacar Kembang 1, Riyono, S.Pd menjelaskan, selama ini dirinya jarang memanfaatkan minum herbal sebagai upaya mencegah penularan virus corona. Dengan adanya edukasi ini, guru bisa mengajarkan ke siswa serta wali murid. “Apa lagi pembelajaran ini diberikan dari bidang kesehatan yang memang ahli dalam bidangnya,” jelasnya.
Guru yang biasa mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berharap, jika kondisi sudah pulih dan sekolah tatap muka sudah berjalan, hal ini bisa memberikan pembelajaran ke siswanya. “Selama ini masih gurunya yang memberikan materi, jadi saya harap dosen dan mahasiswa dari Kesehatan Unusa bisa menerangkan lebih baik,” ungkap Riyono. (sar humas)