Surabaya – Workshop online Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berlangsung menarik dimana dua narasumber orang Indonesia yang bekerja di Jepang memberikan program-program yang membuka kesempatan bekerja di negara berjuluk matahari terbit tersebut.
Moderator acara, Dr. Ubaidillah Zuhdi menjelaskan dua narasumber seperti Asis Ardian Susanto, Amd. Kes. RN yang merupakan (registered nurse) Japan Kangoshi yang bekerja hironokougen hospital hyogo kobe Jepang, dan Arief Syaiffudin, Amd. Kep yang merupakan Kaigofukushishi yang bekerja medical corporation kenshokal nursing home for the eldery hamasaki 2, osaka, Japan memberikan beberapa program menarik untuk bisa bekerja di Jepang. Dimana dua narasumber menjelaskan membuat peserta menarik untuk bekerja di negara Jepang. Selain itu, dua narasumber lainnya Benny Rhamdani yang merupakan kepala BP2MI yang memberikan bagaimana cara berkerja di Jepang. Selain itu, narasumber lainnya, Sri Andayani, yang merupakan salah seorang direktur di BP2MI memaparkan program-program yang membuka kesempatan berkerja di Jepang.
“Banyak sekali program untum warga Indonesia bisa berkerja di Jepang dengan dua pembicara yang sudah berkerja lama di negera tersebut,” beber pria yang biasa dipanggil Ubay, Sabtu (8/8).
Salah satu program tersebut merupakan Specified Skilled Worker (SSW). “Dimana persyaratan untuk bisa mengikuti program ini adalah memiliki sertifikat kemampuan bahasa Jepang minimal N4,” ucap Ubay.
Sertifikat kemampuan bahasa Jepang sendiri ada lima jenjang. “Jenjang tersebut adalah N1 hingga N5, banyak calon pekerja gagal untuk berangkat ke Jepang lantaran gagal dalam jenjang N1 ini,” ucap Ubay.
Ubay menyebutkan jika bahasa menjadi salah satu hal yang mendasar membuat pekerja akan diterima bekerja. “Jika sudah lolos jenjang bahasa N1 hingga N5 maka calon pekerja ini lolos untuk bekerja di Jepang,” jelasnya.
Selain itu, acara ini LPKS Unusa bekerjasama dengan Badan Perlindungan Perkerja Migran Indonesia (BP2MI). Dari acara ini banyak peserta yang tertarik untuk bekerja di Jepang. “Responnya cukup bagus dengan pemateri yang ada membuat webinar ini menarik,” jelas Ubay. (sar humas)