Surabaya – Dosen Program studi (prodi) S1 Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdaltul Ulama Surabaya (Unusa), Novi Rahmania Aquariza S.Pd.I, M.Pd. memiliki pandangan terkait anak yang memiliki kepribadian introvert lebih mahir dalam pembelajaran dalam jaringan (daring).
Novi menjelaskan sebulan lebih siswa menjalani school from home (SFH) melalui online atau dalam jaringan (daring). Dengan adanya dua jenis kepribadian pembelajaran seperti introvert dan ekstrovert mana yang mampu atau mahir dalam pembelajaran daring.
“Ini karena dua karakter ini sangat berkaiatan dengan pembelajaran daring yang saat ini dilakukan di dunia pendidikan sepertu saat ini,” ucap Novi, Minggu (3/5).
Dalam pembelajaran daring tidak memerlukan kehadiran fisik ini membuat anak yang memiliki kepribadian introvert menyuakai pembelajaran dengan cara daring lantaran bisa lebih fokus dalam pembelajaran. “Hal sebaliknya anak ekstrovert akan merasa jenuh lantaran tidak bertemu dengan banyak orang. Ini karena anak ekstrovert akan merasa mendapatkan energi tambahan jika berada di kerumunan ramai,” ucap Novi.
Pembelajaran daring lebih fleksibel dimana anak introvert yang tidak menyukai tekanan dengan begitu siswa akan bisa mengeksplor materi sesuai dengan kemampuannya tanpa harus menunggu siswa yang lain. Sementara anak ekstrovert umumnya memiliki kepribadian sosial tinggi sehingga cenderung suka melakukan sesuatu hal bersama-sama. “Keberadaan pembelajaran daring yang demikian otomatis akan menurunkan passion mereka,” ucap Novi.
Pembelajaran daring lebih menitikberatkan pada menulis daripada berbicara ini membuat anak yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih kegiatan berbicara daripada menulis, tipe ini erat kaitannya dengan berdiskusi dan berinteraksi. “Keterbatasan durasi pembelajaran daring membuat anak ekstrovert akan kesulitan untuk berinteraksi atau bahkan berdiskusi,” ucap Novi.
Sedangkan anak yang memiliki kepribadian introvert akan senang untuk berproses melalui tulisan. “Sesuai dengan slogannya talk less do more jadi meraka akan mengekspresikan dalam bentuk tulisan,” bebernya.
Pembelajaran daring memberikan kesempatan untuk mengkontrol diri ini menguntungkan dengan sifat anak introvert yang berjiwa mandiri lebih total untuk mengontrol diri mereka. Hal ini bertolak belakang dengan anak berjiwa ekstrovert yang justru mendapatkan kesempatan mengontrol diri dengan adanya keterlibatan orang lain. “Biasanya ditempuh dengan menjadi pendengar yang baik ataupun berempati terhadap orang lain,” jelas Novi.
Pembelajaran daring memberikan kesempatan untuk berkompetisi dimana kedua kepribadian dalam pembelajaran daring memiliki kesempatan yang sama. “Bagi anak yang bersifat ekstrovert, tidak ada beda sedangkan bagi Introvert, salah satu penghalang yaitu diri mereka sendiri sudah teratasi sehingga mereka bisa fokus pada kompetisi,” jelas Novi.
Dengan pembelajaran daring ini maka menguntungkan bagi anak yang memiliki kepribadian introvert . Sedangkan anak yang berkepribadian ekstrovert dapat menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring agar tidak timbul kejenuhan. “untuk anak ekstrovert akan mencari tempat yang nyaman atau menyetel musik sebagai mood boster di saat belajar,” jelas Novi. (sar humas)