Surabaya – Dosen program studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Farah Nuriannisa, S.Gz., M.P.H. meminta masyarakat hindari makan gorengan serta minuman dingin saat berbuka puasa maupun makan sahur.
Farah menjelaskan makan berminyak dan minuman dingin atau es tersebut sering membuat radang tenggorokan. Dengan kondisi ini sistem kekebalan tubuh atau imunitas kita akan turun berdampak pada selera makan.
“Kondisi ini lebih rentan untuk terserang virus penyakit lainnya, jadi lebih baik dihindari dulu,” ucap Farah, Sabtu (25/4).
Namun tidak jarang masyarakat ingin makan gorengan ataupun minuman dingin atau es, namun Farah meminta masyarakat bisa membikin sendiri masakan tersebut. “Kalau kita beli diluar tidak tahu kebersihannya seperti apa, tapi jika goreng atau membuat es sendiri akan mengetahui tingkat kebersihan makanan tersebut,” bebernya.
Selama bulan puasa asupan gizi juga harus terpenuhi seperti saat berbuka puasa dua puluh persen makanan manis dan tiga puluh persen dari makanan besarnya. Kemudian sepuluh persen didapat dari makanan selingan setelah salat tarawih. “Sementara untuk gizi empat puluh persennya didampatkan saat makan sahur,” ucap Farah.
Ditengah pandemik virus corona ini pula, Farah meminta masyarakat untuk mengkonsumsi gizi seimbang seperti glukosa, protein, lemak, vitamiin dan mineral serta memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti protein hewani, buah dan sayur. “Selain itu makan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh seperti probiotik yang didapatkan dari yogurt,” bebernya.
Selama menjalankan ibadah puasa, Farah meminta masyarakat membatasi minum kopi atau teh saat makan sahur. Ini akan mengakibatkan sering membuang air besar yang berdampak mudah dehidrasi. “Karena carian dalam tubuh akan menurun yang membuat semakin haus saat menjalankan ibadah puasa,” bebernya.
Selain itu, hindari makan karbohidrat sederhana atau makanan terlalu manis seperti kukis serta kue. “Ini bikin cepat lapar karena proses pencernaannya lebih cepat dibandingkan yang berkarbohidrat kompleks,” ungkap Farah.
Farah menambahkan selama makan sahur sebaiknya makan karbohidrat kompleks dan serat. “Karena akan bertahan lama diperut serta lebih kenyang sehingga puasanya lebih lancar,” ucapnya. (sar humas)